JAKARTA, (Panjimas.com) – Forum Merdeka Barat 9 menyelenggarakan Seminar yang bertemakan tentang “Bank Wakaf Mikro untuk Masyarakat” di Gedung Serbaguna Kementerian Kominfo, Jalan Medan Merdeka Barat no.9, Jakarta, Selasa (27/3/2018) siang.
Sebagai pembicara hadir narasumber dari Kementerian Agama RI, Kepala Badan Wakaf Indonesia Moh. Nuh, dan Kepala Departemen Perbankan Syariah OJK (Ahmad Soekto Tratmono).
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso meresmikan program Bank Wakaf Mikro yang dilaksanakan di pesantren An Nawawi Tanarah, Serang, Banten. Dalam peresmian ini Jokowi pun sempat berbincang dengan puluhan nasabah bank wakaf yang mayoritas ibu-ibu.
Jokowi berharap dengan adanya Bank Wakaf, maka masyarakat yang ingin berusaha atau mengembangkan usahanya tidak meminjam uang ke rentenir. “Ini kan yang paling penting saya titip jangan sampai ibu-ibu terjerat di rentenir karena di sana bunganya sangat tinggi,” ujar Jokowi, Rabu (14/3) lalu.
Jokowi mengatakan, renternir memang mudah memberikan pinjaman dalam jumlah berapapun. Tapi bunga yang ditawarkan renternir sangat tinggi, bahkan bunga pinjamannya bisa mencapai 40 persen per tahun.
Keberadaan Bank Wakaf ini menjadi program yang sangat baik, karena nasabah yang meminjam ke lembaga ini tanpa dikenakan bunga sedikit pun. Nasabah hanya diminta membayar uang adminitrasi sebesar tiga persen dari jumlah uang pinjaman awal.
Meski uang yang dipinjamkan Bank Wakaf Mikro rata-rata baru diberikan Rp 1 juta per nasabah, Jokowi berharap pinjaman tersebut bisa digunakan sebaik-baiknya. Artinya uang pinjaman memang dipakai untuk usaha tidak dijadikan uang membeli pakaian atau yang lainnya.
Selain itu nasabah pun diharap bisa mengembalikan uang pinjaman yang nantinya bisa diangsur baik per hari atau per minggu. Di Bank Wakaf Mikro milik pesantren An Nawawi Tanarah, setiap nasabah telah diminta untuk membayar pinjaman sebesar Rp 26 ribu per minggu. “Ini uang dikembalikan supaya nanti nasabah bisa meminjam lagi atau pun menaikan jumlah pinjamannya bisa ke dua, tiga, atau empat juta,” ujar Jokowi.
Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) mendukung upaya pengembangan lembaga keuangan mikro syariah (LKMS) berbasis pesantren, khususnya bank wakaf mikro sebagai bentuk pembinaan umat. “Bank wakaf mikro selama ini membantu masyarakat dan pengusaha kecil untuk memperluas usahanya,” ungkap Wimboh Santoso selaku Ketua Umum Pengurus Pusat MES dalam rapat kerja di Jakarta, Sabtu (24/3/2018).
Wimboh, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan satu bank wakaf mikro diproyeksikan mampu menjaring sekitar 3.000 nasabah. “Bank wakaf mikro tidak boleh besar, nasabahnya ideal sekitar 3.000 dengan dana Rp8 miliar. Kami yakin tidak akan ada NPF karena ini pembinaan umat,” tuturnya.
Bank wakaf mikro menjaring pengusaha kecil di daerah yang membutuhkan pembiayaan namun tidak mempunyai akses ke keuangan formal. Skema pembiayaan yang ditawarkan adalah tanpa agunan dengan nilai maksimal Rp3 juta dan margin bagi hasil setara 3 persen. “Bank wakaf mikro tanpa jaminan, proses cepat, dan unsur pembinaan dikedepankan. Tidak boleh ambil dana masyarakat juga sehingga fokusnya membina dan menyalurkan,” ungkap Wimboh.
OJK telah memfasilitasi pendirian 20 bank wakaf mikro di Jawa. Hingga awal Maret 2018, sebanyak 20 bank wakaf mikro telah menyalurkan pembiayaan bagi 2.784 nasabah dengan nilai total pembiayaan Rp2,45 miliar. “Bank wakaf mikro ini tanpa ditarget akan berkembang biak dengan cepat. Kalau sudah banyak nasabahnya, bisa didirikan lagi,” pungkas Wimboh. (ass)