COLOGNE, (Panjimas.com) – Setidaknya 3 Masjid di Jerman diserang Ahad, (25/03). Dalam insiden pertama, Masjid di pusat kota Kassel diserang dengan bom Molotov pada Ahad dinihari.
Serangan itu tidak menyebabkan korban jiwa tetapi kerusakan kecil terjadi pada bangunan Masjid yang dikelola oleh Uni Turki Eropa, European Turk Union (ATB), salah satu Asosiasi Muslim-Turki terbesar di Jerman.
Rekaman keamanan memperlihatkan 4 penyerang terlibat dalam insiden perusakan itu, di mana beberapa jendela Masjid Yunus Emre juga rusak, kerangkanya sebagian terbakar dan dinding bangunan mengalami kerusakan.
Insiden itu terjadi sekitar pukul 04.30 pagi waktu setempat (02.30 GMT).
Mustafa Koc, Kepala Islamic Cultural Center yang mengelola Masjid Yunus Emre, mengatakan, “Kami ingin polisi menangkap semua orang yang bertanggung jawab atas serangan itu”, dilansir dari Anadolu.
“Kelanjutan dari serangan semacam itu meningkatkan kekhawatiran kami. Kami berharap pihak berwenang untuk bergerak dan bertindak segera memecahkan masalah ini. Kami menyerukan seluruh komunitas Turki untuk tetap berhati-hati”, pungkasnya.
Secara terpisah pada hari Ahad (25/03), 2 Masjid lainya juga dirusak di kota Herne dan kota Amberg; kedua Masjid tersebut dikelola oleh Persatuan Islam Turki untuk Urusan Agama, Turkish-Islamic Union for Religious Affairs (DITIB).
Di Masjid Wanne Eickel Haci Bayram, para penyerang menggambar salib di pintu depan dan menuliskan pesan yang memuji pemimpin Nazi, Adolf Hitler; pesan-pesan politik yang mendukung kelompok teroris YPG / PKK dicat dan disemprotkan di Masjid Ulu.
Setidaknya 40 serangan semacam itu tercatat dilancarkan sejak awal tahun 2018 ini di Jerman.
Kelompok PYD / PKK dan organisasi sayap kiri mengklaim bertanggung jawab atas lebih dari 24 serangan sejak peluncuran Operasi Olive Branch yang dipimpin Militer Turki di wilayah Suriah Barat Laut, Afrin, yang bertujuan menumpas milisi YPG / PKK dan IS.
Serangan-serangan itu menargetkan masjid, asosiasi dan toko-toko milik warga dan asosiasi muslim Turki di berbagai kota, termasuk Berlin, Frankfurt, Hamburg, dan Aachen.
Kepolisian Jerman telah gagal menangkap penyerang di sebagian besar insiden serangan semacam itu.
PKK dilarang di Jerman sejak tahun 1993, tetapi tetap aktif, dengan hampir 14.000 pengikut dan simpatisannya di negara itu.
Pemerintah Turki telah lama mengkritik pemerintah Jerman karena tidak mengambil langkah-langkah serius terhadap PKK, yang menggunakan negara itu sebagai platform untuk kegiatan penggalangan dana, rekrutmen, dan propaganda mereka.
Jerman sebagaimana diketahui memiliki komunitas Turki yang cukup besar dengan 3 juta jiwa, banyak di antaranya adalah generasi kedua dan generasi ketiga warga kelahiran Jerman yang kakek-neneknya merupakan warga Turki yang pindah ke negara itu selama kurun waktu tahun 1960-an.
Aktifitas PKK di Eropa
Operasi PKK selama 3 dekade lebih lamanya, telah membunuh sekitar 40.000 jiwa, termasuk perempuan dan anak-anak.
Dalam beberapa tahun terakhir, melalui cabang-cabangnya di Eropa, PKK juga telah menyelenggarakan berbagai acara yang mempromosikan dirinya di Parlemen Eropa, termasuk atas penolakan terhadap Turki.
Turki telah lama mengeluhkan bahwa meskipun status PKK dilarang, negara-negara Eropa masih mengizinkannya beroperasi tanpa hukuman di tanah mereka.
Turki, misalnya, mengecampkeras pemasangan foto pemimpin teroris PKK yang dihukum yakni Abdullah Öcalan pada sebuah acara tahun 2016 di Parlemen Eropa.
Ankara juga berulang kali mengkritik negara-negara Eropa karena tidak berbuat banyak terhadap kelompok teror tersebut. Turki juga mengecam keras perdagangan narkoba PKK di Eropa dan mendesak tindakan menentangnya.
November lalu, Menteri Luar Negeri Mevlüt Çavuşoğlu mengatakan ada beberapa pendukung kelompok teroris PKK di Majelis Parlemen Dewan Eropa (PACE), situasi semacam ini dinilai sebagai “kemunafikan Eropa”, menurut Menlu Turki tersebut.
Operasi Militer Turki di Afrin Suriah
Afrin merupakan sebuah wilayah yang berbatasan dengan Provinsi Hatay dan Kilis di Turki. Operasi milliter di Afrin akan digelar lebih luas setelah Operasi Shup Safir selama tujuh bulan yang sukses di Suriah Utara, dan berakhir pada bulan Maret 2017 lalu.
Rezim Bashar al-Assad menyerahkan kendali Afrin kepada milisi kurdi PYD / PKK tanpa pertempuran, dan saat ini ada sekitar 8.000-10.000 personil PYD/PKK berada di wilayah tersebut, demikian menurut informasi yang dihimpun oleh Anadolu Agency.
Setelah Turki memperingatkan kehadiran militernya di Afrin, Milisi PYD/PKK sekarang ini bersembunyi di tempat penampungan dan lubang-lubang di daerah pemukiman di sana.
Ankara meluncurkan Operation Olive Branch pada 20 Januari untuk membersihkan kelompok teroris dari Afrin di Suriah Barat Laut di tengah ancaman yang berkembang yang ditimbulkan dari wilayah tersebut ke Turki.
Kantor Staf Umum Militer Turki telah menekankan bahwa operasi tersebut bertujuan untuk membangun keamanan dan stabilitas di sepanjang perbatasan Turki dan wilayah tersebut serta melindungi warga Suriah dari penindasan dan kekejaman para teroris.
Militer Turki juga menggarisbawahi bahwa hanya target teror yang harus dihancurkan dan “sangat berhati-hati” untuk tidak membahayakan warga sipil.
PYD/ PKK merupakan cabang Suriah dari organisasi militan Kurdi yang telah dimasukan dalam daftar organisasi teroris oleh AS dan Uni Eropa serta Turki – dan mulai melakukan kampanye bersenjata pada bulan Juli 2015.
Sejak pertengahan 1980an, PKK telah melancarkan kampanye teror yang luas melawan negara Turki, di mana diperkirakan 40.000 orang dibunuh.
Sejak saat itu, mereka telah membunuh lebih dari 1.200 personil keamanan dan warga sipil Turki, termasuk perempuan dan anak-anak.
PKK berjuang untuk kemerdekaan dan kepentingan nasionalime etnis Kurdi.
Sejak puluhan tahun lamanya PKK memperjuangkan ideologi marxisme-leninis, mencita-citakan Negara Komunis dengan berbasis nasionalisme Kurdi.
Dengan karakter ektrim kiri komunis yang keras ini telah lama mereka berseteru dengan Turki.[IZ]