SOLO (Panjimas.com) – Roni, ayah dua anak yang tinggal Rusun Begalon, Tipes, Serengan, Solo, bergegas menuju aula komplek Masjid Majelis Ulama Indonesia (MUI), Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Ahad (25/3/2018).
Kedatangannya berharap segera ditangani gambar wanita di lengan kirinya, pada acara ‘Hapus Tatto Gratis’ yang digelar oleh Komunitas Sabahat Hijrah dengan menggandeng Islamic Medikal Servis (IMS) Jakarta. Dua alat mesin penghapus tatto didatangkan untuk melayani hampir 200 orang dalam dua hari acara digelar.
“Saya pengin berhijrah dan menjadi lebih baik lagi,” kata Roni salah satu peserta hapus tatto saat ditanya alasan menghapus tattonya pada Panjimas.
“15 tahun yang lalu saya hanya ikutan membuat tatto ditangan ini bersama komunitas orang jalanan. Nah sekarang mendapatkan hidayah dan saya menjadi marbot di masjid An Nur Begalon l, makanya saya pengin hapus masa kelam saya,” imbuh Roni.
Sementara itu, Helmi Yusuf, ketua pelaksana, mengatakan acara digelar selama dua hari berturut-turut sejak tanggal Sabtu (24/3/2018) sampai Ahad (25/3/2018). Dalam sehari sudah 60 orang digarap hingga berakhir jam 1 dini hari. Banyak respon umat Islam yang ingin menghapus tatto, ia berniat mencapai target 200 an orang dengan menambah satu hari lagi.
“Kita rencana tiga hari di komplek Masjid MUI dengan 200 peserta, tapi Wallahu alam nanti,” ucap Helmi.
Dia beralasan digelarnya di kota Solo sebab mulai banyak umat Islam sadar dengan syariat. Memiliki tatto di tubuh dirasa membuat kekhusyukan beribadah dan merasa risih dan malu dihadapan Allah Subhanahu wata’ala.
“Kita lebih banyak teman bertatto salah satu problem tatto itu mengganggu kekhusyukan dalam beribadah,” pungkasnya. [SY]