Jakarta (Panjimas.com) – Pimpinan Pusat Muhammadiyah melakukan kunjungan silaturahim dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di Gedung NU di Jl. Kramat Raya 164, Jakarta, Juma’t (23/3/2018). Inilah kali pertama masing-masing pimpinan ormas besar di Indonesia tersebut bertemu dan membuat pernyataan bersama.
Dari PP Muhammadiyah hadir Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr. H. Haedar Nashir, Sekjen PP Muhammadiyah Abdul Mut’i, dan Drs. H. Hajriyanto Y. Thohari, M.A. Sedangkan dari PBNU ada Dr. H. Marsudi Syuhud dan pengurus lainnya.
Pernyataan bersama itu dibacakan oleh Ketua Umum PBNU Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr. H. Haedar Nashir secara bergantian.
“Rasa sukur selalu kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah senantiasa menjaga sekaligus melindungi bangsa lndonesia. Atas berkah kasih sayang dan rahmat-Nya, seluruh komponen bangsa Indonesia, masih bisa saling merasakan kedamaian hidup di Bumi pertiwi tercinta, lndonesia,” demikian kalimat pembuka dibacakan KH Said Aqil Siroj.
Dikatakan KH. Said, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama bersama dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP Muhammadiyah) sebagai bagian dari organisasi umat beragama, hari ini berkumpul tidak lain memiliki maksud dan tujuan untuk melakukan tiga hal: Pertama, terus menerus menyerukan saling tolong menolong melalui sedekah dan derma. Kedua, menegakkan kebaikan. Ketiga, mengupayakan rekonsilisasi atau perdamaian kemanusiaan.
Parameter dan ukuran sehatnya sebuah bangsa dan negara salah satunya bisa dilihat dari tegak dan kokohnya tali persaudaraan kebangsaan, ekonomi yang tumbuh merata, akses pendidikan yang mudah, terbukanya ruang ruang dalam menyampaikan pendapat, serta tegaknya hukum sebagai instrumen untuk meraih keadilan.
Bangsa yang kuat dan sehat juga tercermin dari semakin berkualitas dan berdayanya masyarakat sipil. Berkaitan dengan hal tersebut. PBNU dan PP Muhammadiyah menegaskan:
Pertama, NU dan Muhammadiyah akan senantiasa mengawal dan mengokohkan konsensus para pendiri bangsa bahwa Pancasila dan NKRI adalah bentuk final dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. indonesia adalah Negara yang memiliki keanekaragaman etnis suku, golongan, agama yang tetap harus dijaga dalam bingkai perstuan dan kesatuan bangsa.
Kedua, NU dan Muhammadiyah secara pro aktif terus melakukan ikhtiar-ikhtiar bagi peningkatan taraf hidup dan kualitas hidup warga terutama mengembangkan pendidikan karakter yang mengedepankan akhlakul karimah di semua tingkatan atau Jenjang pendidikan serta penguatan basis basis ekonomi keumatan dan juga peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Ketiga, NU dan Muhammadiyah menyeru kepada pemerintah agar bersungguh-sungguh dalam upaya mengurangi angka kemiskinan dan mengurangi angka pengaguran serta melakukan upaya –upaya yang terukur agar kesenjangan ekonomi dan sosial segera teratasi dengan baik.
Keempat, mengimbau kepada seluruh Warga NU dan Muhammadiyah agar bersama-sama membangun iklim yang kondusif, suasana yang kondusif dalam kehiduapan kemasyarakatan di tengah era sosial media yang membutuhkan kehatian-hatian yang lebih. Mengingat bertebarannya pelbagal macam informasi hoaks, ujaran kebencian dan fitnah yang berpotensi mengganggu keutuhan bangsa.
NU dan Muhammadiyah berkomitmen untuk menghadirkan narasi yang mencerahkan melalui ikhtiar-ikhtiar dalam bentuk penguatan dan peningkatan literasi digital sehingga terwujud masyarakat informatif yang berakhlakul karimah.
Kelima, memasukl tahun 2018, di mana kita akan menghadapi apa yang diistilahkan sebagai tahun politik maka marilah kita bersama-sama menjadikan ajang demokrasi sebagai bagian dari cara kita sebagai bangsa untuk melakukan perubahan-perubahan yang berarti bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Hendaknya dalam demokrasi perbedaan jangan sampai menjadi sumber perpecahan. Perbedaan harus dijadikan sebagai rahmat yang menopang harmoni kehidupan yang beranekaragam. Karena demokrasi tidak sekedar membutuhkan kerelaan hati menerima adanya perbedaan pendapat dan perbedaan pikiran, namun demokrasi juga membutuhkan kesabaran, ketelitian, dan cinta kasih antar sesama.“ (ass)