LONDON, (Panjimas.com) – Puluhan ribu warga Inggris berbondong-bondong turun ke jalanan di berbagai kota untuk mengikuti aksi demonstrasi menentang bangkitnya rasisme, Islamophobia dan kepresidenan Donald Trump.
Diorganisir oleh kelompok aktivis “Stand Up To Racism”, lebih dari 20.000 orang terlibat aksi “long-march” melintasi kota-kota di Inggris termasuk London, Cardiff dan Glasgow.
“Pawai tersebut merupakan pertunjukkan persatuan melawan bangkitnya rasisme, Islamophobia dan anti-Semitisme serta untuk mendukung hak-hak pengungsi dan imigran,” jelas organisasi “Stand Up To Racism” dalam siaran persnya.
“Ditengah kampanye ‘Punish a Muslim’ yang menargetkan anggota parlemen dan keluarga-keluarga Muslim di seluruh negeri, para pengunjuk rasa menuntut tindakan dari pemerintah terhadap kejahatan kebencian Islamofobia dan sebuah janji untuk membela Islamophobia pada tanggal 3 April”, demikian pernyataan pers tersebut, merujuk ke demonstrasi lain yang direncanakan untuk bulan April bulan depan.
Turut hadir dalam aksi demonstrasi tersebut, anggota Parlemen Partai Buruh, David Lammy dan Diane Abbot, keduanya terkena dampak pelecehan rasis secara online.
“[Politik] Sayap kanan meningkat di seluruh Eropa – mereka anti-imigran, anti-Muslim, anti semit dan homofobia. Kami berdiri dengan semua komunitas yang mereka targetkan dan harus menentang politik kebencian” pungkas Abbot dalam pernyataannya.
“Kami tidak akan takut. Kami akan berjuang, berjuang dan bertarung lagi untuk apa yang kami percayai – kami akan membela perempuan di Kayu Yarl, kami akan melawan kebijakan lingkungan Theresa May ” tutur Lammy saat pawai tersebut.
Aksi protes tersebut merupakan bagian dari ‘The March Against Racism’ yang memperingati Hari Anti-Rasisme Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).[IZ]