RAMALLAH, (Panjimas.com) – “Situasi kemanusiaan yang mengerikan di Jalur Gaza hanya bisa dikurangi dengan mencabut blokade Israel sepanjang satu dekade lamanya,” demikian pernyataan pejabat senior Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Kamis (15/03).
“Krisis Gaza hanya bisa diatasi dengan mencabut embargo udara / darat / laut Israel dan mencapai rekonsiliasi internal-Palestina [antara Hamas dan Fatah),” pungkas Saeb Erekat, anggota Komite Eksekutif PLO, dalam pernyataannya, dikutip dari AA.
“Solusi harus datang melalui kehendak rakyat berdasarkan prinsip kemitraan politik dan pluralisme,” imbuhnya.
Erekat kemudian menyatakan bahwa rencana perdamaian rahasia A.S. – Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang telah dijuluki “Deal of the Century” – bertujuan untuk “mengakhiri kepentingan Palestina demi keuntungan Israel”.
“Pertemuan baru-baru ini oleh Trump di Gedung Putih mengenai krisis kemanusiaan di Gaza hanyalah upaya lain untuk mengalihkan tanggung jawab pengepungan dari penjajah Israel ke pihak lain,” tegasnya.
Menurut Saeb Erekat, “usulan perdamaian Trump berusaha membawa isu pengungsi Yerusalem dan [Palestina] keluar dari meja perundingan dan melepaskan wilayah Tepi Barat dari Jalur Gaza dengan tujuan untuk menggagalkan solusi dua negara yang layak”.
Senin (12/03) lalu, Trump menggelar sebuah pertemuan di Gedung Putih – dihadiri oleh perwakilan 20 negara, termasuk Israel dan negara-negara Teluk – untuk membahas situasi kemanusiaan yang memburuk di Gaza.
Otoritas Palestina (yang sangat dekat dengan PLO) memboikot pertemuan hari Senin itu karena pengakuan Trump baru-baru ini terhadap Yerusalem sebagai ibukota Israel – sebuah langkah yang menuai kecaman dan protes dari seluruh dunia Arab dan Muslim.[IZ]