PARIS, (Panjimas.com) – Perancis memiliki sumber daya yang diperlukan untuk melakukan intervensi militer di Suriah secara independen ataupun dengan sekutunya Amerika Serikat (AS), demikian menurut Komandan Tertinggi Militer Perancis, Jumat (16/03).
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Senin (12/03) bahwa negaranya akan siap menyerang jika menemukan “bukti tak terbantahkan” bahwa senjata kimia telah digunakan untuk membunuhi warga sipil di Suriah.
Saat berbicara dengan stasiun radio Prancis ‘Europe 1’, Kepala Staf Militer Perancis, Jenderal Francois Lecointre mengatakan: “Presiden Macron tidak akan membuat pernyataan semacam itu, jika dia tidak tahu bahwa kami memiliki sarana-sarana untuk itu [intervensi militer].”
Ketika ditanya apakah Prancis akan mengkoordinasikan langkah tersebut dengan sekutunya A.S., Lecointre mengatakan: “Ya, tentu saja, ini pasti terkait dengan Amerika, tidak diragukan lagi.”
“Perancis memiliki kesempatan untuk melakukan sesuatu secara mandiri, tetapi harus pula menunjukkan solidaritas dengan sekutu penting yang strategis, kami memiliki visi yang sama …. tentang situasi di Suriah,” imbuhnya.
Pekan lalu, Komisi Penyelidikan PBB mengeluarkan sebuah laporan yang menuding rezim Bashar al-Assad melakukan kejahatan perang di Ghouta Timur, daerah yang terkena dampak di Damaskus, termasuk penggunaan senjata kimia pada warga sipil, yang menyebabkan kelaparan massal, dan mencegah evakuasi medis.
Ghouta Timur berada dalam jaringan zona de-eskalasi – yang didukung oleh Turki, Rusia dan Iran – di mana tindakan agresi militer dilarang. [IZ]