JENEWA, (Panjimas.com) – Membawa misi memperjuangkan nasib pengungsi dan korban konflik dunia, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri dan Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini beserta delegasi Fraksi PKS menyambangi kantor UNHCR-PBB di Jenewa Swiss, pada Kamis (14/3).
Delegasi tersebut terdiri dari Jazuli Juwaini, Nasir Jamil, Tamsil Linrung, Sutriyono dan Yudi Koutoky didampingi langsung oleh Duta Besar/Perwakilan Tetap RI untuk PBB Hasan Kleib dan ditemui oleh Volker Turk dan Indrika Lawatte dari Komisi UNHCR.
Dalam kesempatan itu, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri menyampaikan bahwa konflik di dunia ini terjadi akibat negara dan bangsa-bangsa menonjolkan perbedaan sebagai sumber konflik dan perpecahan. Padahal kita umat manusia lahir di bumi yang sama dan perbedaan itu adalah sesuatu yang semestinya kita terima secara terbuka dan bukan sumber konflik.
“Di sinilah pentingnya kita semua harus bergandengan tangan dan menekankan pentingnya persaudaraan sebagai sesama umat manusia,” kata Salim Segaf di hadapan Komisi UNHCR-PBB.
Menurut Menteri Sosial RI 2009-2014 itu, seluruh komponen perdamaian harus mengoptimalkan perannya. Ia memberi contoh ada sebagian warga dunia yang bisa disentuh oleh pemuka-pemuka agama dengan bahasa-bahasa agama, dan seterusnya.
“Kita menyaksikan begitu banyak konflik yang terjadi di muka bumi ini, tapi kita yakin pasti akan selalu ada solusi dan secercah cahaya di ujung sana,” tambahnya.
Dikatakan Salim Segaf lebih lanjut, kita yakin dan optimis perdamian akan terwujud di dunia ini jika masing-masing kita selalu berusaha menemukan titik temu dari setiap perbedaan.
Sementara itu, Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini, mengapresiasi peran UNHCR selama ini dalam menyelamatkan pengungsi dan korban konflik. Menurutnya, hal ini sungguh satu tugas kemanusiaan dan peradaban yang sangat mulia.
Meski demikian, Jazuli terus mendorong agar PBB semakin kuat dalam upaya mencegah dan menyelesaikan konflik dan kekerasan di berbagai belahan dunia, baik konflik atas nama rasial atau politik kekuasaan.
Akibat konflik, menurut Anggota Komisi I DPR itu ‘sungguh sangat memilukan’. Hampir 47 juta orang di dunia menjadi pengungsi dan tercerabut dari lingkungan sosialnya. Yang datang dan ditangani negara Indonesia, baik yang terdaftar di UNHCR maupun yang tidak terdaftar mencapai 13 ribu orang.
“Sungguh menyedihkan nasib pengungsi korban konflik. Di Suriah saja mencapai 5,6 juta orang, pengungsi Rohingya mencapai 1,2 juta orang yang memasuki negara Banglades. Sementara 5 juta warga Palestina kini mengungsi ke berbagai negara. Para pengungsi Rohingya misalnya nasibnya kini tak menentu, jika mereka kembali ke Myanmar sudah tak jelas lagi tempat tinggalnya. Nasib yang sama dialami oleh pengungsi lainnya yang negaranya masih dilanda konflik,” ungkap Jazuli.
Untuk itu, atas nama kemanusiaan, mewakili bangsa dan Pemerintah Indonesia delegasi Fraksi PKS meminta PBB melakukan langkah-langkah yang lebih riil dan kongkrit dalam menghentikan kekerasan.
“Stop konflik dan kekerasan sekarang juga. Jangan lagi anak-anak, orang tua, dan umat manusia bersedih karena orang-orang yang mereka kasihi menjadi korban konflik dan kekerasan,” pungkas Jazuli. [DP]