BELITUNG, (Panjimas.com) – Majelis Intelektual Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Pusat bekerjasama dengan Aliansi Umat Islam Belitung (Antab) menggelar Tabligh Akbar bertema ‘Tingkatkan Iman dan Takwa, Eratkan Persatuan dan Persaudaraan Menuju Kejayaan Islam’.
Ratusan jamaah terlihat memenuhi lapangan Gedung Nasional Tanjung Pandan, Belitung, untuk mendengar taushiyah dari Sekretaris Jenderal Majelis Intelektual Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Ustadz Bachtiar Nasir dan Ketua MIUMI Jawa Barat, Ustadz Tiar Anwar Bachtiar.
Ustadz Bachtiar Nasir yang akrab dengan sapaan UBN itu mendapat giliran sesi tabligh kedua. Ia mengajak segenap hadirin untuk banyak mensyukuri nikmat yang Allah berikan.
“Allah menggambarkan suatu penduduk negeri yang lalai mensyukuri nikmat dari langit dan bumi. Seharusnya ketika malam tidur, jangan merasa aman, siksaan Allah bisa datang kapan saja. Sering longsor terjadi malam hari, ketika tidur langsung lenyap,” ungkap UBN mengawali taushiyahnya, Sabtu (10/3/2018) malam.
Sumber daya alam yang melimpah di bumi Bangka Belitung yaitu Timah, sebut UBN, saat ini apakah menjadi nikmat bagi penduduknya atau menjadi bencana.
“Nikmat ini bukan malah mendatangkan manfaat, malah mendatangkan bencana jika tidak bisa menyikapinya dengan baik. Karena kita kurang bersyukur, karena kita terlalu banyak bermain-main dalam waktu dhuha kita, karena hakikatnya dunia adalah permainan,” ujarnya.
“Untuk itu demi menambah kualitas keimanan kita, agar Belitung ini menjadi berjaya, maka sebagaimana Qur’an Surat Al A’raf ayat 92, ‘Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya’,” ujar UBN setelah menuntun hadirin membaca ayat tersebut.
Jika penduduk Belitung ini mau beriman, mau bertakwa, kata UBN, maka Allah akan turunkan hujan yang mendatang kan keberkahan. Udara dan juga atmosfirnya membawa keberkahan.
“Jika penduduk ini mau beriman, banyak timah, emas, minyak, dan gas yang beraneka ragam untuk keberkahan kita, untuk kekayaan yang melimpah di negeri Belitung ini,” terangnya.
Namun, ucap UBN, untuk mendapat banyak keberkahan dari langit dan bumi itu, terlebih dahulu penduduk nya harus beriman, sedangkan kondisi masyarakat sekarang apakah sudah beriman dengan benar. Ia pun menanyakan seberapa banyak laki-laki yang shalat subuh berjamaah di masjid.
“Kepada semua orang yang ada di sini, baik dari pemerintah maupun masyarakat, Bangsa Indonesia ini khususnya membutuhkan pendidikan keimanan yang serius. Ukuran seorang bangsa itu maju atau tidak, yaitu adalah anak mudanya,” katanya.
Pimpinan AQL Islamic Center ini pun menyebut ada beberapa pendidikan keimanan yang bisa diterapkan di masyarakat. Pertama adalah bagaimana memunculkan rasa takut kepada Allah.
Kedua, pengharapan seluruh lini kehidupan hanya kepada Allah. Ketiga, ketertundukan hanya kepada Allah.
Keempat, hidup hanya untuk dan dengan Ridha Allah semata.
Kelima, tawakkal kepada Allah.
Inilah esensi pendidikan iman yang sekarang hilang dari dunia pendidikan.
“Sekarang kita lihat bagaimana ketika semakin tinggi pendidikan bukan malah semakin takut kepada Allah, karena pendidikan awalnya bukanlah pendidikan Al-Qur’an,” terang mantan Ketua GNPF Ulama ini.
Karenanya, ia melanjutkan, dalam membangun sebuah peradaban, terlebih dahulu adalah perhatikan shalatnya, lalu fokus mempelajari Al-Qur’an terlebih dahulu.
“Jika ingin menjadi manusia yang hebat, maka tempatkan dua ini di dalam hatinya. Asma Allah dan Al-Qur’an. Perbanyak dzikir kepada Allah, baca Qur’an. Selanjutnya adalah mari sama-sama kita kokohkan qalbu kepada Allah SWT,” ujar UBN.
Kesemuanya itu, kata dia, adalah untuk membangun hubungan dengan Allah dengan cara menguatkan ketakutan kepada Allah.
Keharaman itu menjadi biasa sekarang ini, katanya, karena kebanyakan manusia menganggap korupsi atau makan menggunakan sesuatu yang tidak halal itu sebagai hal yang biasa.
“Penyebab kebangkrutan negara ini hingga akhirnya banyak utang, adalah karena negara dan bangsa sudah kehilangan nilai keimanan,” tegasnya.
“Agar muncul ketakutan kepada Allah dan muncul rasa kebersamaan dengan Allah, maka iman kita akan terbimbing. Allah akan mengeluarkan bangsa ini dari kemelut kesusahan jika kita mau mendekat kepada Allah, banyak istighfar, shalat dan baca Quran,” ujarnya.
Selain diikuti ratusan jamaah, Tabligh Akbar ini juga dihadiri oleh para tokoh dan ulama serta beberapa perwakilan instansi pemerintahan.
Tabligh Akbar yang dimulai sejak pukul 20.00 WIB ini pun berakhir pada pukul 23.30 WIB dan UBN dilepas dengan nasyid dari Band Antab. [RN/Muhammad Jundii]