JAKARTA, (Panjimas.com) – Juru Bicara PKS Muda Bidang Ekonomi Politik Muhammad Kholid memperkirakan Presiden Joko Widodo akan mewariskan utang dalam jumlah yang sangat fantastis setelah 5 tahun berkuasa nanti.
Menurutnya, jika pengelolaan APBN seperti saat ini diteruskan, diperkirakan akan tembus di angka 5.000 triliun di akhir tahun 2019 atau awal tahun 2020 nanti. “Kalau sampai tembus 5.000 triliun rupiah, setiap warga akan menanggung utang sekitar 19 juta rupiah per kepala.” katanya di aula Kantor DPP PKS MD Building, Jakarta Selatan, Jum’at (9/3).
Kholid mencatat, menurut data Kementrian Keuangan RI posisi utang hingga akhir tahun 2017 saja sudah mencapai Rp 3.938,7 triliun setara 29.2 persen dari PDB.
Rencananya, tahun 2018 pemerintah juga akan menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 414,5 triliun sebagai instrument pembiayaan. “Tahun 2018 utang pemerintah akan melebihi angka 4.000 triliun jumlah yang tidak kecil” ujar Kholid.
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu menjelaskan, laju pertumbuhan utang per tahun cukup pesat melampaui pertumbuhan ekonomi. Jika dirata-rata sejak 2014, pertumbuhan stok utang mencapai 14 persen per tahun. Tahun 2014, stok utang pemerintah sebesar Rp 2.604,93 triliun setara 25,9 persen dari PDB. Angka ini melonjak secara signiiikan menj adi Rp 3.938,70 triliun setara 29,2 persen dari PDB. “Artinya dalam tiga tahun pemerintahan Joko Widodo, ada penambahan utang baru sebesar Rp 1.333,77 triliun!” ungkapnya.
Pemuda kelahiran Jember itu pun mengingatkan agar pemerintah harus lebih hati-hati dalam membuat kebijakan fiskal yang ekspansif. Harus diperhatikan betul kemampuan fiskal yang pas-pasan.
“Siapa pun presidennya nanti, apakah Pak Jokowi ataukah yang lain, dia akan mewariskan beban utang yang berat. Kedepan, ruang fiskal menjadi semakin sempit. Dan pilihan kebijakan pun akan semakin terbatas,” pungkasnya. [DP]