JAKARTA, (Panjimas.com) – Sekretaris Jenderal Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Ustadz Bachtiar Nasir meminta Jurnalis Islam Bersatu (JITU) untuk terus mengembangkan diri menjadi organisasi jurnalis Muslim profesional ketimbang sibuk merespons fitnah.
“JITU ini diuji oleh Allah karena Allah melihat JITU sudah siap naik tahapan. Ini tanda-tanda JITU ingin dibesarkan Allah,” ungkap da’i yang akrab disapa UBN ini di Gedung AQL, Jakarta, Senin (5/3/2018) malam.
UBN mengutip firman Allah dalam surat Al-Ankabut ayat 2 yang berbunyi: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?”
“Apakah JITU mengaku beriman sedang ia tidak diuji lagi?” ungkap UBN.
UBN mengatakan bahwa mungkin saja personal JITU secara pribadi sudah banyak mendapat ujian. Namun, JITU secara organisasi baru kini diuji Allah sebagai suatu kesatuan.
“Dalam menghadapi ini, JITU harus menyadari ini takdir Allah. Jangan sibuk ke lain hal, tapi fokus lakukan hal-hal yang bermanfaat ke depannya,” pintanya.
Menurut UBN, JITU adalah organisasi jurnalis Muslim yang memiliki kode etik. Oleh karenanya, JITU harus terus mensosialisasikan Kode Etik organisasi Jurnalis Muslim yang didirikan sejak tahun 2012 itu.
“JITU punya kode etik untuk menghindari pemberitaan hoax dan tidak boleh menerima amplop dari narasumber, ini saya kira harus digaungkan lagi dan bahkan harus jadi panduan jurnalis Muslim lainnya, bukan hanya di JITU,” harapnya.
Kode etik ini, sebut UBN, juga bisa diberitahukan kepada ulama atau tokoh sehingga mengedukasi masyarakat dalam bersosial media.
Kode Etik JITU sendiri sudah melalui proses konsultasi dan masukan oleh pakar fiqh Dr. Zein An-Najah yang meraih gelar doktor dari Universitas Al-Azhar, Mesir.
“JITU juga bisa menjadi komando untuk berperang melawan hoax tanpa mengenyampingkan sikap kritis,” tukasnya.
Sebelumnya, website resmi JITU dibajak oleh pihak tak bertanggungjawab dengan mengganti tampilan situs dengan wajah seorang tokoh politik.
Dari situ, sebuah akun twitter lalu me-screenshoot tampilan bajakan tersebut untuk memfitnah JITU dibiayai tokoh tertentu. Hal ini lalu disebarluaskan oleh akun-akun yang tidak bertanggungjawab lainnya.
Tidak hanya itu, akun Facebook Ketua Umum JITU Periode 2015-2018 Agus Abdullah pun tidak luput dari pembajakan untuk mengambil sejumlah dokumen, termasuk KTP.
Tanpa sepengetahuan sang pemilik, akun tersebut melakukan percakapan dengan orang-orang yang tidak dikenal, termasuk lawan jenis.
Bahkan akun WhatsApp yang bersangkutan diganti dengan sebuah nomor dari luar negeri. [DP]