BERLIN, (Panjimas.com) – Laporan Kementerian Dalam Negeri menunjukkan bahwa setidaknya 950 serangan anti-Islam terjadi di Jerman, Sekitar 950 serangan itu tercatat menargetkan umat Islam dan juga institusi Islam di sepanjang tahun 2017 lalu, seperti dilansir dari “Neue Osnabruecker Zeitung”, Sabtu (03/03).
Sedikitnya 33 orang terluka dalam serangan-serangan tersebut, yang hampir semuanya dilakukan oleh orang-orang dari kelompok ekstrem-kanan, menurut angka-angka Kemendagri tersebut, yang diumumkan ke publik setelah permintaan dari Partai sayap Kiri.
Hampir 60 insiden melibatkan serangan atau kerusakan yang ditimbulkan pada Masjid dan institusi Islam lainnya, termasuk mengolesi darah babi di bangunan-bangunan Masjid ataupun Islamic Center, serta kantor organisasi Muslim Jerman.
Kejahatan kriminal yang dicatat Kemendagri termasuk hasutan kebencian terhadap Muslim, mengancam melalui surat, serangan terhadap Muslimah yang mengenakan jilbab, dan grafiti-grafiti bertemakan Nazi yang disemprotkan ke masjid dan bangunan institusi Islam lainnya.
Selain dilakukan kelompok ekstremis sayap kanan, para simpatisan kelompok teroris PKK, yang diduga mencita-citakan ideologi sayap kiri, seringkali juga menyerang individu, masjid, institusi keagamaan dan pusat komunitas Muslim Turki selama aks demonstrasi ataupun serangan individual, dikutip dari Daily Sabah.
Pemerintah Jerman hanya mengumpulkan data tentang serangan anti-Muslim sejak awal tahun 2017 lalu, sehingga tidak ada data untuk dibandingkan mengenai jumlah serangan di sepanjang tahun 2016.
Aiman Mazyek, Ketua Dewan Pusat Muslim di Jerman (Central Council of Muslims in Germany), mengatakan kepada surat kabar “Neue Osnabruecker Zeitung” bahwa dpihaknya yakin bahwa semua kejahatan yang tercatat itu tida mewakili semua serangan dan tindakan kekerasan yang ditujukan kepada umat Islam Jerman.
Januari lalu, Kepolisian mulai mendaftarkan kejahatan Islamofobia di bawah kategori khusus, menanggapi seruan komunitas Muslim Jerman untuk mengambil tindakan yang lebih serius terhadap meningkatnya jumlah kejahatan kebencian anti-Muslim.
Jerman, merupakan negara dengan total populasi 81,8 juta jiwa, dan memiliki populasi Muslim terbesar kedua di Eropa Barat setelah Prancis.
Diantaranya terdapat 4,7 juta penduduk Muslim di negara ini, 3 juta berasal dari Turki. Banyak dari mereka adalah generasi kedua atau ketiga keluarga Turki yang bermigrasi ke Jerman pada tahun 1960an dan mereka terintegrasi dengan baik.
Sebagai negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di Uni Eropa, Jerman mengalami pertumbuhan signifikan terkait kejahatan kebencian dan Islamofobia terhadap para imigran dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dipicu oleh propaganda dari partai-partai sayap kanan dan kelompok populis, yang telah mengeksploitasi kekhawatiran akan krisis pengungsi dan terorisme sebagai jargon kampanye untuk mendulang dukungan publik.[IZ]