Jakarta (Panjimas.com) — Saat berdialog dengan para jamaah Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta Selatan, Sabtu (3/3) lalu, Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menjawab pertanyaan jamaah yang hadir terkait kebenaran isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Gatot pun menjelaskan soal bahaya laten PKI. Hidupnya partai berlogo palu arit itu terindikasi dengan beberapa pernyataan maupun sikap yang muncul di masyarakat. Karena itu Gatot memutuskan mengadakan nonton bareng film soal G30S PKI beberapa waktu lalu. “PKI tetap hidup seperti setan, tak terlihat,” kata Gatot.
Menurut Gatot, anak-anak yang tumbuh pasca-reformasi sudah tidak mendapatkan pelajaran soal pemberontakan G30S PKI. Sarjana yang lulus tiga sampai empat tahun belakangan tidak tahu pelajaran itu. Bahkan, dia diceritakan bahwa anak dari salah satu stafnya yang masuk kuliah pun pernah menanyakan soal DN Aidit sang bos PKI.
“Makanya begitu di survei dia (anak muda) tidak percaya karena tidak tahu. Yang disurvei kebanyakan usia produktif, pemuda,” kata dia.
Gatot meminta agar masyarakat tidak reaktif menanggapi isu-isu yang beredar. Dia menganjurkan agar umat Islam tidak tersulut dan malah terbawa skenario-skenario yang tidak diinginkan.
“Jadi kita harus waspada, kalau ada perkembangan kan ada Babinsa, RT, atau RW, silakan. Karena orang akan merebut Indonesia dengan cara tangan bersih tanpa biaya, menumpangi apapun,” kata Gatot. Sebaliknya, kalau umat muslim bersih, tidak mudah emosi maupun gampang marah, dia yakin oknum-oknum tak bertanggung jawab juga tak bisa apa-apa. (ass)