JAKARTA, (Panjimas.com) – Penggagas Gerakan Ibu Negara (GIN) Neno Warisman akrab dipanggil bunda Neno mengomentari soal Ghouta Timur, Suriah, adalah satu tragedi kemanusiaan yang luar biasa.
“Kita berdiri di sini untuk mewakil suara hati kaum perempuan dan anak-anak yang menjadi korban paling sadis,” kata bunda Neno di Hotel Bidakara, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (4/3/2018).
Menurutnya, keterlibatan ia dalam acara Silaturahim Nasional Ulama dan Aktivis Pejuang Baitul Maqdis bertujuan untuk memanggil hati setiap orang agar ikut bertanggung jawab atas tragedi kemanusiaan di Ghouta Timur, Suriah.
“Kita potong kuku kena (meleset) sedikit aja udah sakit gimana kalau menjadi para ibu di Palestina, Syiria, Ghouta?” tuturnya.
Langkah nyata yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk menghapuskan penjajahan, kata bunda Neno, dengan menjelaskan kepada publik tragedi kemanusiaan di Palestina dan Suriah.
“Itu adalah isu utama. Tidak ada satu perempuan pun merelakan kaumnya bahkan anak-anak dijajah,” ungkapnya.
Wanita kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur itu menjelaskan bahwa membantu rakyat Palestina dan Suriah, khususnya Ghouto Timur tidak hanya dengan uang. Namun, dengan doa, keprihatinan, kesedihan dan keberpihakan pun bisa.
Dari berbagai bidang pekerjaan juga dinilai mampu memberikan dukungan untuk kemerdekaan rakyat Palestina dan Suriah.
“Misalnya di dunia keaktrisan, para artis bergerak mengadvokasi, tokoh-tokoh masyarakat, kaum pengusaha, bahkan perancang busana pun bisa,” lanjutnya.
Hal itu dipandang perlu dilakukan dan digerakkan karena Palestina dan Suriah adalah negara yang perlu mendapat perhatian lebih karena tragedi kemanusiaannya.
“Palestina dan Suriah adalah kemanusiaan yang harus ditolong,” pungkasnya. [DP]