RAMALLAH, (Panjimas.com) – Seorang anggota pimpinan Hamas baru-baru ini mengatakan bahwa organisasi perlawanan Palestina yang berbasis di Gaza, Hamas, bersiap untuk apa yang dia sebut sebagai era Palestina “pasca-Abbas”, “post-Abbas era”.
Saat diwawancarai oleh stasiun radio Al-Aqsa yang dikelola Hamas, Osama Hamdan, pejabat Hamas yang bertanggung jawab atas hubungan internasional, juga mengatakan bahwa Mohamed Dahlan – seorang politisi Palestina yang kontroversial – “tidak dan tidak akan pernah menjadi” pilihan Hamas untuk menggantikan Mahmoud Abbas sebagai Presiden Palestina.
Disponsori oleh Mesir dan Uni Emirat Arab, Mohamed Dahlan, yang diusir dari gerakan Fatah pimpinan Abbas pada tahun 2014, dianggap sebagai saingan politik utama Mahmoud Abbas.
Osama Hamdan juga mengatakan bahwa delegasi Hamas yang baru-baru ini melawat ke Mesir, yang dipimpin oleh Kepala Biro Politik Ismail Haniyeh, telah membahas tiga permasalahan utama dengan para pejabat pemerintahan Mesir.
Menurut Hamdan, isu-isu ini termasuk rekonsiliasi Hamas-Fatah; proposal rahasia A.S. untuk penyelesaian akhir Israel-Palestina (dijuluki “Deal of the Century”); dan kemungkinan agresi militer Israel terhadap Jalur Gaza yang dikelola Hamas.”
Osama Hamdan melanjutkan dengan menegaskan bahwa gerakan Fatah pimpinan Abbas, yang kini mengendalikan pemerintahan Palestina yang berbasis di Ramallah, “tidak mengalami penderitaan seperti apa yang kami alami di Gaza” – merujuk pada situasi blokade Israel/Mesir selama satu dekade lamanya yang telah berhasil menghancurkan perekonomian Jalur Gaza.
“Fatah memang menderita, bagaimanapun,” pungkasnya, “dari kegagalan proses perdamaian [Israel-Palestina] yang terus berlanjut, yang saya yakini akan segera mengakhiri kehidupan politik Abbas”, tandasnya.[IZ]