GAZA, (Panjimas.com) – Organisasi Perlawanan Palestina, Hamas, baru-baru ini membantah dan menolak keras tudingan A.S. yang menilai Hamas sebagai penyebab krisis kemanusiaan di wilayah Jalur Gaza.
Awal bulan ini, Jason Greenblatt, Perwakilan Khusus Presiden AS Donald Trump untuk negosiasi internasional, menyalahkan Hamas karena dinilai menyebabkan “kesengsaraan” kepada rakyat Gaza dengan memilih “meningkatkan kekerasan”.
“Kami menolak tuduhan Gedung Putih bahwa Hamas bertanggung jawab atas krisis kemanusiaan yang memperparah situasi Gaza,” jelas Hamas dalam pernyataan Ahad (18/02), dikutip dari AA.
Hamas menegaskan bahwa tuduhan A.S. tersebut merupakan “lampu hijau bagi [Aktifitas] pendudukan Israel untuk melanjutkan pendekatan agresifnya terhadap rakyat Palestina.”
Hamas menyalahkan blokade Israel selama satu dekade di Jalur Gaza sebagai penyebab “malapetaka kemanusiaan Gaza”, yang menurutnya, telah diberlakukan dengan “dukungan A.S. secara publik.”
Hamas melanjutkan bahwa “suksesi pemerintahan A.S. secara berturut-turut malah yang bertanggung jawab atas tragedi kemanusiaan yang telah menindas rakyat Palestina sejak awal pendudukan Israel”.
Menjadi rumah bagi hampir 2 juta jiwa, Jalur Gaza telah terguncang di bawah pengepungan selama satu dekade lamanya. Situasi ini sangat mempengaruhi kehidupan dan mata pencaharian warga di wilayah Gaza, Palestina.
“A.S. mengabaikan seluruh sejarah konflik [Arab-Israel], hak-hak rakyat Palestina untuk hidup dalam keamanan dan perdamaian di tanah mereka,” tegas Hamas.
Hamas mengatakan bahwa Trump berusaha untuk memperketat blokade Israel tersebut dengan maksud untuk “mendorong agar warga Gaza dan kekuatan politiknya berlutut hingga bersedia menerapkan solusi yang bertujuan menggagalkan tujuan Rakyat Palestina”.
Bulan lalu, Departemen Keuangan A.S. memasukkan nama Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh dalam daftar terorisnya.
Pergerakan A.S. ini dilakukan di tengah ketegangan yang meningkat di Palestina setelah keputusan Trump pada 6 Desember untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan kebijakannya memotong sekitar $ 65 juta dollar alokasi dana bantuan A.S. ke Palestina melalui UNRWA.[IZ]