MUNICH, (Panjimas.com) – “Negara-negara Timur Tengah harus menempatkan perbedaan diantara mereka di belakang dan membentuk sebuah pakta keamanan yang dimodelkan seperti Uni Eropa untuk mendorong kawasan tersebut kembali dari krisis,” demikian pernyataan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, Jumat (16/02) saat Konferensi Keamanan Munich ke-54.
Sheikh Tamim menyerukan agar masyarakat internasional terus melakukan tekanan diplomatik terhadap negara-negara yang bersangkutan untuk mencapai cita-cita itu, namun hanya menawarkan beberapa rincian lainnya.
“Saya percaya bahwa inilah saatnya keamanan regional yang lebih luas di Timur Tengah. Sudah saatnya semua negara di kawasan ini melupakan masa lalu, termasuk kami, dan menyetujui prinsip-prinsip keamanan dasar dan peraturan pemerintahan, dan setidaknya tingkat keamanan minimum untuk memungkinkan perdamaian dan kemakmuran,” papar Sheikh Tamim mengatakan kepada para delegasi Konferensi Keamanan ke-54. di Munich, Jerman, dilansir dari Anadolu.
“Ini seharusnya bukan mimpi belaka. Terlalu banyak beresiko. Timur Tengah berada di tepi jurang. Sudah waktunya untuk mengembalikannya”, imbuh Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani.
Qatar, merupakan sebuah negara Teluk Arab yang kecil wilayahnya namun kaya, negara itu telah diisolasi selama 7 bulan terakhir dengan berbagai sanksi perdagangan dan perjalanan yang diberlakukan oleh Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Bahrain dan Mesir atas tuduhan mendukung bahwa Qatar mendukung aktifitas terorisme dan rival regional Iran, tudingan tersebut ditolak mentah-mentah oleh Doha.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Kuwait untuk mengakhiri keretakan dan perselisihan politik tersebut telah gagal tanpa menghasilkan keputusan apapun.
Terkait krisis Teluk Arab, Sheikh Tamim merujuk konflik kekerasan di Suriah, Yaman dan Libya yang telah memicu bencana kemanusiaan dan salah satu krisis pengungsi terbesar yang pernah dialami jutaan orang di Eropa dalam beberapa tahun terakhir.
“Kita bisa meniru usaha Uni Eropa, kemampuannya untuk menemukan landasan bersama untuk membangun kembali dan makmur,” tambahnya.
“Pergeseran dari permusuhan dengan kerja sama mengharuskan kita masing-masing dimintai pertanggungjawaban”, tandasnya.[IZ]