SOLO, (Panjimas.com – Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sugeng Riyanto mengingatkan agar rencana pembangunan Masjid Raya Sriwedari mempertimbangkan berbagai. Menurutnya, ada tiga aspek yang harus dijadikan pertimbangan, agar pembangunan masjid tidak menuai konflik. Terlebih gelombang protes dari kalangan umat Islam terus terjadi.
Ia menuturkan, pertama pendirian masjid harus memenuhi syari’ah. Dalam kasus masjid sriwedari, kalangan islam menolak pendirian masjid ini, sebab masjid harus dibangun atas dasar taqwa dan tidak boleh dibangun diatas tanah sengketa.
Aspek lain yang harus dipertimbangkan yakni aspek hukum. Ironisnya pemerintah kota Surakarta nekat melanjutkan pembangunan bahkan melakukan peletakan batu pertama bebrapa waktu lalu. Padahal ahli waris telah memenangkan sengketa.
Selain itu dari aspek sejarah dan budaya, sejumlah sejarawan dan budayawan tidak setuju dengan pendirian masjid di Sriwedari. Sebab, lahan yang digunakan merupakan lahan yang memperkaya sejarah dan budaya kota Solo. Taman Sriwedari dulunya dikenal sebagai Kebon Rojo yang menjadi cikal bakal Taman Satwa Taru Juruk. Kawasan Sriwedari juga merupakan kawasan budaya, yang lengkap dengan beridrinya Geduung Wayang Orang Sriwedari, Joglo Sriwedari tempat berbagai pementasan seni, galeri lukisan, dan juga stasion Sriwedari yang pernah menjadi tempat penyelenggraan pon pertama.
“Kalau mau mendirikan masjid harus lolos dari tiga prespektif atau tiga aspek itu. Banyak tokoh yang tidak setuju, tapi kita lihat pembangunan itu tetap berjalan terus,” ujarnya.
Lanjutnya, Fraksi PKS terbuka terhadap berbagai pihak yang hendak menyampaikan aspirasi. Bahkan jika perlu ahli waris juga menyampaikan aspirasinya. Pihaknya berjanji akan menyampaikan aspirasi masyarakat pada Pemerintah Kota Solo.
“kawan-kawan di DPRD akan menggunakan hak klarifikasi terkait persolan ini,” katanya
Sugeng tidak ingin, jika masjid yang hendak dibangun megah dan menelan anggran Rp 160 milyar menimbulkan persolan di kemudian hari. Terlebih saat ini sudah diawali riak-riak protes dari kalangan umat Islam sendiri. “Sayang sekali kalau dikemudian hari ada permasalahan. Tentu ini tidak kita inginkan,”tandasnya. [RN]