HAGUE, (Panjimas.com) – Masjid di kota pelabuhan Den Haag, Belanda Awal Februari lalu dirusak.
Peristiwa perusakan Masjid di Den Haag itu terjadi Jumat malam (02/02), demikian menurut penuturan Ketua Takmir Masjid, Sabtu (03/02).
Sejauh ini, tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas tindakan vandalisme Masjid itu, di mana bendera Turki dilapisi dengan cat merah dengan slogan-slogan anti Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Sinasi Koc, Ketua Takmir Masjid Ahi Evran mengutuk keras tindakan perusakan itu.
Masjid Ahi Evran saat ini masih dalam proses kontruksi dan termasuk dalam Yayasan Islam di Belanda (Islamic Foundation in Netherlands).
Koc mengatakan bahwa serangan tersebut mungkin terkait dengan Operasi Olive Branch yang sedang berlangsung di wilayah Afrin, Suriah.
“Ada orang yang tidak menginginkan persatuan dan solidaritas kami, dan mereka yang ingin membawa kekacauan pada kami. Mereka tidak akan berhasil, karena Allah menyertai kami,” pungkas Sinasi Koc, dilansir dari Anadolu.
Sejak Turki meluncurkan Operation Olive Branch pada 20 Januari untuk membebaskan Afrin di Suriah Barat Laut yang dikuasai PYD / PKK dan IS, telah terjadi banyak serangan terhadap Masjid-Masjid di seluruh Eropa oleh kelompok simpatisan PYD / PKK.
Di Rotterdam, pendukung organisasi teror PYD / PKK menyerang para pengunjuk rasa berkebangsaan Turki, dikutip dari AA.
Para pendukung PYD/PKK, memegang spanduk-spanduk di aula pasar, Mereka juga menyerang wartawan, dan tidak membiarkan para jurnalis mengabadikan kejadian tersebut.
Simpatisan PYD / PKK juga menyerang 2 Masjid di Jerman pada Ahad malam (21/01), yang memicu kemarahan di kalangan komunitas Muslim Turki di Belanda.
Di Jerman, eksistensi organisasai PKK dilarang sejak tahun 1993, namun pergerakannya masih aktif, dengan hampir 14.000 pengikut di antara penduduk imigran Kurdi di negara itu.
Pendukung PYD / PKK telah mengadakan demonstrasi di berbagai kota di Jerman untuk memprotes operasi Militer Turki yang sedang berlangsung di Suriah barat laut.
Aktifitas PKK di Eropa
Operasi PKK selama 3 dekade lebih lamanya, telah membunuh sekitar 40.000 jiwa, termasuk perempuan dan anak-anak.
Dalam beberapa tahun terakhir, melalui cabang-cabangnya di Eropa, PKK juga telah menyelenggarakan berbagai acara yang mempromosikan dirinya di Parlemen Eropa, termasuk atas penolakan terhadap Turki.
Turki telah lama mengeluhkan bahwa meskipun status PKK dilarang, negara-negara Eropa masih mengizinkannya beroperasi tanpa hukuman di tanah mereka.
Turki, misalnya, mengecampkeras pemasangan foto pemimpin teroris PKK yang dihukum yakni Abdullah Öcalan pada sebuah acara tahun 2016 di Parlemen Eropa.
Ankara juga berulang kali mengkritik negara-negara Eropa karena tidak berbuat banyak terhadap kelompok teror tersebut. Turki juga mengecam keras perdagangan narkoba PKK di Eropa dan mendesak tindakan menentangnya.
November lalu, Menteri Luar Negeri Mevlüt Çavuşoğlu mengatakan ada beberapa pendukung kelompok teroris PKK di Majelis Parlemen Dewan Eropa (PACE), situasi semacam ini dinilai sebagai “kemunafikan Eropa”, menurut Menlu Turki tersebut.
Operasi Militer di Afrin Suriah
Afrin merupakan sebuah wilayah yang berbatasan dengan Provinsi Hatay dan Kilis di Turki. Operasi milliter di Afrin akan digelar lebih luas setelah Operasi Shup Safir selama tujuh bulan yang sukses di Suriah Utara, dan berakhir pada bulan Maret 2017 lalu.
Rezim Bashar al-Assad menyerahkan kendali Afrin kepada milisi kurdi PYD / PKK tanpa pertempuran, dan saat ini ada sekitar 8.000-10.000 personil PYD/PKK berada di wilayah tersebut, demikian menurut informasi yang dihimpun oleh Anadolu Agency.
Setelah Turki memperingatkan kehadiran militernya di Afrin, Milisi PYD/PKK sekarang ini bersembunyi di tempat penampungan dan lubang-lubang di daerah pemukiman di sana.
PYD/ PKK merupakan cabang Suriah dari organisasi militan Kurdi yang telah dimasukan dalam daftar organisasi teroris oleh AS dan Uni Eropa serta Turki – dan mulai melakukan kampanye bersenjata pada bulan Juli 2015.
Sejak pertengahan 1980an, PKK telah melancarkan kampanye teror yang luas melawan negara Turki, di mana diperkirakan 40.000 orang dibunuh.
Sejak saat itu, mereka telah membunuh lebih dari 1.200 personil keamanan dan warga sipil Turki, termasuk perempuan dan anak-anak.
PKK berjuang untuk kemerdekaan dan kepentingan nasionalime etnis Kurdi.
Sejak puluhan tahun lamanya PKK memperjuangkan ideologi marxisme-leninis, mencita-citakan Negara Komunis dengan berbasis nasionalisme Kurdi.
Dengan karakter ektrim kiri komunis yang keras ini telah lama mereka berseteru dengan Turki.[IZ]