INDRAMAYU (Panjimas.com) – Bak petir di siang bolong, Ummu Umar sangat kaget mendapatkan kabar sang suami Muhammad Jefri meregang nyawa ketika menjalani proses penangkapan. Padahal, terakhir kali bertemu Jefri dalam kondisi sehat.
Pihak dokter kepolisian, menurut Ummu Umar menyampaikan suaminya mengalami penyakit komplikasi. Ia pun membantah pernyataan pihak dokter kepolisian yang menyebut Jefri memiliki sejumlah penyakit.
“Memang kata dokter mereka, dia (Muhammad Jefri) punya penyakit jantung, liver, paru-paru, tapi setahu saya dia sehat-sehat saja, dia juga tidak merokok,” ungkap Ummu Umar.
Ummu Umar menjelaskan, memang tidak ada luka lebam pada bagian wajah suaminya. Tetapi, Ummu Umar tidak dapat memastikan di seluruh tubuh suaminya, sebab kondisi jenazah sudah tertutup dan tak boleh dibuka.
“Wallahu a’lam,” tuturnya singkat.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ummu Umar mengungkapkan kronologi penangkapan suaminya yang dilakukan Densus 88 dan berujung pada kematian. Kasus itu mengingatkan pada proses penangkapan Siyono pada Maret 2016 lalu.
“Sekitar jam 08,00 WIB suami saya pergi cari gas karena di sini kan gas langka. Pas cari gas terus sudah sampai sore nggak pulang-pulang. Ternyata setelah dihubungi tempat yang harusnya sampai, dia nggak sampai-sampai,” ungkap Ummu Umar kepada Panjimas.com, Senin (12/2/2018). (Baca: Istri Muhammad Jefri Angkat Bicara: Suami Saya Diculik Tanpa Surat Penangkapan)
Namun, Ummu Umar mulai curiga ketika ada tiga orang asing datang ke rumahnya bertanya tentang suaminya.
“Habis Ashar ada 2 (dua) orang datang ke sini (rumah), ‘suami ditahan ya?’ kami enggak kenal sama sekali orang itu siapa, tiga orang asing lah dia itu,” terang Ummu Umar.
Keesokan harinya Ummu Umar dapat kabar bahwa ada penangkapan sekitar jam 8.15 WIB menit. “Berarti setelah 10 menitan suami saya berangkat langsung diculik,” tegasnya. [Iyan/AW]