BANDAR LAMPUNG, (Panjimas.com) – Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) menggelar “Temu Ulama dan Tokoh-Tokoh Islam Lampung”, di Hotel Syariah Nusantara, Bandar Lampung, Sabtu sore, 10 Februari 2018.
Ketua MIUMI Lampung, Ustadz Bukhari Abdul Shomad menjelaskan bahwa acara itu digelar dalam rangka mewujudkan keinginan Sekjen MIUMI Ustadz Bachtiar Nasir dan Ketua MIUMI Jakarta Ustadz Fahmi Salim untuk bersilaturahim.
“Ustadz Bachtiar Nasir dan Ustadz Fahmi Salim ingin bersilaturahim dan mendengar perkembangan politik di Lampung dalam semua aspek,”katanya di Aula Pertemuan Hotel Syariah Nusantara, Bandar Lampung Lampung, Sabtu (10/2/2018).
Bukhari pun dalam kesempatan itu menjelaskan bahwa sinergi umat Islam di Lampung berjalan baik tanpa gesekan. “Berupaya memaksimalkan persatuan menjauhkan perdebatan khilafiyah dan furuiyah,”ujarnya.
Sementara itu, Ustadz Bachtiar mengkonfirmasi niatnya untuk bersilaturahim. Ia mengatakan bahwa kehadirannya dalam rangka menata kembali persatuan umat Islam di Lampung. Meskipun ia tidak menampik, kehadirannya juga untuk memberi pandangan politik keumatan.
“Kita mau respon sosial dulu, pasca 212 umat Islam terkesan ada perpecahan, padahal tidak seperti itu, kita ingin merapikan shaf(barisan) kembali, tetap positif thinking pada saudara, kita bicara untuk ke depan. Kita tidak merespon politik sja, ekonomi dan budaya juga,”katanya kepada para wartawan.
Saat berbicara di hadapan para tokoh Islam se-Lampung, Ustadz Bachtiar menekankan pentingnya membangun persatuan dan menjauhkan diri dari perpecahan akibat perbedaan.
“Sejak dulu bagi saya, ormas hanyalah sarana, ukhuwah islamiyah harus sampai ke surga, penyebab perpecahan yang paling ngetrend adalah tasnif atau pengklasifikasian.Oh dia itu salafi ya, dia itu Muhammadiyah, tidak lagi melihat seseorang sebagai umat Muhammad SAW,”ungkapnya.
Ia juga sempat mengulas upaya umat Islam membangun gerakan kebangkitan pasca runtuhnya Khilafah Ustmani di Turki. Salah satunya kiprah Syarikat Dagang Islam (SDI) di tanah Jawa.
“Umat Islam di Lampung harus belajar dari SDI, mengembangkan ekonomi umat, bangun usaha-usaha dan koperasi-koperasi. Karena, aktivis yang semangat tinggi, tapi tidak punya modal, jadinya anarkis,” katanya sembari berkelakar.
“Kebangkitan ekonomi bisa terjadi harus merubah mindset dahulu, dari menjadi konsumen menjadi produsen,”sambungnya. [RN]