BANDAR LAMPUNG, (Panjimas.com) – Dalam gelar Temu Ulama dan Tokoh-Tokoh Islam Lampung Ustadz Fahmi Salim, didaulat menjelaskan profil dan tujuan berdirinya MIUMI.
MIUMI yang sudah memasuki usia 6 tahun itu, menjadi tempat berkumpulnya intelektual dan ulama muda lintas ormas Islam yang memilki komitmen kuat pada keislaman dan kebangsaan yang berakidah Ahlussunnah wal Jamaah.
“MIUMI berdiri ingin menjadi perekat ulama ulama ahlussunnah, ingin menghidupkan sunnah/tradisi ulama dahulu yang berbeda beda mazhab tetapi tetap bersatu,”ujarnya menjelaskan. Sabtu, (10/2).
Keinginan kuat MIUMI untuk menyatukan sesama Ahlussunnah mendorong organisasi itu untuk saling toleran dalam perbedaan mazhab fiqh.
“Kita boleh berbeda dalam mazhab dan Fiqh, tapi kita harus bersatu dalam aqidah, fikroh, dan pergerakan keumatan,”ujarnya.
MIUMI bercita cita berdakwah berdasarkan riset dan data, bukan sekedar berdakwah di mimbar masjid atau berceramah,
“Berdakwah juga di Politik, dan itu butuh juga suatu riset,”katanya.
Ustadz Fahmi sempat juga menjelaskan hasil riset MIUMI terhadap peristiwa benturan Syiah di Sampang, Madura. Penelitian itu sempat menjadi perhatian lembaga internasional.
Dalam pantauan kontributor Forjim, Kegiatan silaturahim sendiri dihadir hampir 300 orang Tokoh dari berbagai ormas, akademisi, dan aktivis Islam. Seusai silaturahim, pimpinan MIUMI melanjutkan kegiatan Tabligh Akbar di Masjid Ad-Dua, Bandar Lampung. [RN]