SOLO, (Panjimas.com) – Teror yang menimpa para tokoh Islam dan ulama beberapa waktu yang lalu di Jawa Barat telah membuat keprihatinan. Lebih aneh lagi para pelakunya diklaim orang yang tak waras alias gila.
Terkait hal itu Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) kota Surakarta menilai ada kejanggalan dalam kasus penyerangan terhadap ulama dan aktivis muslim oleh orang yang diduga gila. Betapa tidak, dari renetan kasus yang ada target yang dianiaya sama, ulama dan aktivis muslim.
“Katanya orang gila, tapi kok saya menilai ada kejanggalan. Orang gila kok bisa milih korban,” ujarnya usai pengukuhan pengurus MUI Solo tahun 2018-2022 di Balaikota Solo, Kamis (8/2/2018)
Menurutnya hal ini lebih tepat di sebut sebagai tindak terorisme terhadap umat islam, bukan penganiayaan biasa. Sebab dari rentetan peristiwa terbentuk pola serangan yang sama dan korban yang yang jadi target adalah dari kalangan umat islam, khusunya ulama.
“Ini adalah teror terhadap umat Islam, sebab korbannya sama, ulama, takmir masjid, pengasuh pesantren,” imbuhnya.
Ia berharap ada kepeduliah dari lasykar-lasykar islam yang ada di Kota Solo. Sehingga terbentuk sinergisitas yang baik, meskipun MUI tidak membentuk dan membawahi lasykar-lasykar islam. [RN]