Jakarta (Panjimas.com) – Seluruh warga di tiga RW di Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan yang terdampak banjir, telah dievakuasi dari rumah mereka.
Tiga RW tersebut yakni RW 1, RW 3 dan RW 7. “Sudah dievakuasi semua,” kata Bhabinkamtibmas Kelurahan Rawajati, Aiptu Suparman, di kolong jalan layang Rawajati, Jakarta, Senin malam.
Menurut dia, debit air Sungai Ciliwung yang melewati Rawajati telah meningkat sejak Senin pukul 01.00 WIB dini hari.
Pada Senin pukul 14.00 WIB, tinggi air sungai terpantau mencapai 150 centimeter. Kemudian, tinggi air terus naik dan pada pukul 19.30 WIB, tinggi air sudah mencapai 200-250 centimeter.
Dari tiga RW tersebut, pemukiman warga di RW 7 yang terdampak paling parah akibat banjir. Bahkan, ada rumah warga di RT 3 RW 7 yang atapnya terendam air. “Di RW 7 itu, yakni di RT 3 terendam paling parah, ada yang sampai 2,5 meter,” katanya.
Sementara itu, pihak Kepolisian dan TNI telah dikerahkan untuk membantu warga yang terkena musibah banjir. Ambulans dan perahu karet pun telah disiagakan.
Di Jakarta Selatan, sebanyak empat Rukun Warga (RW) juga terendam banjir dengan ketinggian bervariasi, yakni sekitar 10 hingga 80 sentimeter. Keempat wilayah RW yang terendam banjir itu, antara lain RW 05 dan RW 08 di Kelurahan Pejaten Timur dengan ketinggian sekitar 30 hingga 80 sentimeter. Banjir itu terjadi akibat luapan Sungai Ciliwung.
“Ada empat RW yang terendam banjir karena curah hujan di daerah hulu sejak Minggu (4/2) malam cukup tinggi,” kata Kepala Seksi Pemeliharaan Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan Firmansyah di Jakarta, Senin.
Kemudian, sambung dia, di RW 01 Kelurahan Pengadegan dengan ketinggian sekitar 10 hingga 30 sentimeter dan RW 03 Kelurahan Pondok Labu dengan ketinggian air mencapai 40 sentimeter akibat luapan Kali Krukut.
Condet Banjir
Berdasarkan informasi dari Komunitas Babe di Condet, sebagian warga ada yang telah dievakuasi, akibat rumahnya yang terendam banjir. Bahkan sejak sore tadi, listrik telah dipadamkan.
Dikabarkan, wilayah Condet Balekambang yg terendam air, antara lain berada di Gg. Pucung 1 dan 2, Gang Munggang, Kayu Manis, Rawa Kodok, Gang Sawo, Eretan 2, dan beberapa wilayah masih didata.
Untuk meringankan saudara-saudara yang terkena musib banjir, BaBe Community bekerjasama dengan Forjim Solidarity turun di lokasi banjir di Kawasan Condet untuk menggalang bantuan, berupa pakaian layak pakai, makanan, dan minuman untuk pengungsi, tepatnya yang berada di pinggir Kali Ciliwung.
Untuk menyalurkan pakaian layak pakai bisa dantarkan langsung ke Yayasan Tjondet kita yang beralamat di Jl. Raya Condet Gg munggang RT 003 RW 01. Tadi malam, warga yang kebanjiran teah dievakuasi ke SDN 01 Balekambangh di Jl. Munggang, Gang Rawa Elok.
Kampung Melayu
Luapan kali Ciliwung juga menyebabkan banjir di wilayah Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur. Lurah Kampung Melayu, Setiawan mengatakan di Kampung Melayu ada empat RW yang terkena dampak meluapnya kali Ciliwung, diantaranya yaitu RW 04, RW 05, RW 07 dan RW 08. Air mulai masuk pukul 03.00 WIB.
Beberapa RW di wilayah Kampung Melayu yang tergenang banjir memiliki ketinggian air yang bervariasi. Ketinggian air mulai dari 60 sentimeter sampai dengan 100 sentimeter.
Saat ini warga sekitar Kampung Melayu yang terendam banjir belum memutuskan untuk mengungsi. Warga masih memilih untuk menetap di rumahnya masing-masing sambil menunggu air surut.
Seperti diberitakan sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta mengumumkan bahwa Bendung Katulampa di Kota Bogor, Jawa Barat berstatus Siaga 1 sehingga warga Jakarta diminta waspada. Sementara tinggi muka air di Ibukota berada di tingkat Siaga 4, kecuali untuk Manggarai, Karet dan Pasar Ikan yang berada di Siaga 3.
Sejumlah bantaran sungai di Jakarta yang tergenang banjir yakni Kalibata, Pangadegan, Rawajati, Srengseng Sawah, Pejaten Timur, Kebon Baru, Bukit Duri, Balekambang, Cililitan, Cawang, Bidara Cina dan Kampung Melayu.
Kepala Pelaksana Hari Bendung Katulampa, Andi Sudirman menyebutkan tinggi muka air Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa mengalami kenaikan tertinggi di awal tahun 2018 sama seperti tahun 2014 lalu. “Ini ketinggian tertinggi awal tahun ini, sama seperti tahun 2014,” kata Andi kepada Antara, Senin.
Informasi ketinggian permukaan air di Bendung Katulampa, terus disampaikan secara tiap waktu, sehingga masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Ciliwung tetap waspada adanya kenaikan permukaan air.
Sementara itu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Bogor menyebutkan curah hujan yang turun di kawasan Bogor tergolong ekstrim, kondisi tersebut karena saat ini sudah memasuki puncak musim hujan.
“Februari ini masuk puncak musim hujan untuk wilayah Jabodetabek, khusus di wilayah Bogor curah hujannya tergolong ekstrim,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Bogor, Hadi Saputra, kepada Antara, Senin.
Data pengamatan BMKG Stasiun Klimatologi Bogor, rata-rata curah hujan yang turun di wilayah Bogor di atas 30 mili meter (mm), seperti di kawasan Naringgul Puncak 169, Gunung Mas 148, Citeko 151.6, Gadog 125, Cibalagung Ciomas 21.3, Cimanggu 32, Darmaga 30.4, Katulampa 75 dan Citayam 35.6 mm.
Menurut BMKG puncak musim hujan untuk wilayah Jabodetabek diprediksikan akan berlangsung selama bulan Februari, dan akan kembali mereda hingga awal April.
Hingga berita ini diturunkan, hujan masih turun di kawasan Puncak. Hujan juga menyebabkan beberapa lokasi terjadi longsor, yakni di dekat Masjid At Taawun, Riung Gunung, dan Widuri. [ass]