JAKARTA, (Panjimas.com) – Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (L PAI) Seto Mulyadi bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Senin (5/2). Dalam pertemuan itu, Kak Seto sapaan Seto Mulyadi, melaporkan banyak hal terkait perlindungan anak. Mulai dari gagasan mengenai Gerakan Nasional Sasana (Saya Sahabat Anak), pembentukan satuan tugas (Satgas) Perlindungan Anak di tingkat RT/RW, hingga bahaya lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) yang menjadi kesepakatan pemerintah bahwa itu merusak kepribadian bangsa.
Seperti dilansir jpnn, kak Seto juga meyampaikan tentang masalah perkosaan di berbagai tempat. Menurutnya, korban perkosaan bukan hanya anak perempuan tapi juga anak laki-laki. Untuk itu perlu melakukan kampanye secara lebih masif dan terintegrasi mengenai berbagai ancaman terhadap anak mulai rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW).
“Kampanye mengenai ancaman terhadap anak merupakan salah satu kampanye yang perlu dilakukan dengan adanya Satgas Perlindungan Anak atau Satgas Sahabat Anak di sekolah atau di RT/RW,” ucap Seto usai pertemuan dengan Presiden Jokowi.
Dia menambahkan, akar dari berbagai masalah kekerasan terhadap anak harus dicegah apa pun nuansanya. Misalnya bagi seorang ibu, masalah cicilan belum lunas, ditagih hutang, suami selingkuh, dan sebagainya bisa menjadi pemicu.
“Mungkin emosinya diledakan pada anak. Ini yang segera dicegah dengan keakraban kiri, kanan. Namanya Rukun Tetangga, Rukun Warga. Mohon rukun, kenapa tidak rukun? Harus saling peduli. Jadi ini upaya gerakan perlindungan anak perlu orang sekampung. Semua harus akrab kembali,” tambahnya.[RN]