Cirebon (Panjimas.com) — Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi berziarah ke makam Raden Syarif Hidayatullah atau yang lebih dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati, yang terletak di Sirnabaya Gunung Jati Cirebon, Sabtu (3/2/2018).
Saat memasuki pelataran beliau bertemu Drh. H. R. Bambang Irianto dari kerabat keratonan Kacirebonan. Bambang Irianto adalah keturunan ke-17 dari Sunan Gunung Jati. “Saya adalah kerabat keratonan Kacirebonan dan keturunan ke-17 dari Sunan Gunung Jati,” kata Bambang yang juga bekerja sebagai dokter hewan ini.
Menurut penjelasan R. Bambang, komplek pemakaman sunan Gunung Jati sendiri terdiri dari 9 tingkatan dan masing-masing tingkatan menunjukan kedudukan orang yang dimakamkan di tempat tersebut. Sunan Gunung Jati sendiri dimakamkan di puncak tertinggi Gunung Jati berdampingan dengan makam ibu Sunan Gunung Jati, Nyi Rara Santang, R. Fatahillah menantunya yang merupakan pendiri Kota Jakarta.
Menurut TGB, Sunan Gunung Jati dan keluarganya adalah salah satu penyebar Islam dan membangun peradaban Nusantara. Ia mencontohkan kota Cirebon dan sekitarnya. Bahkan Jakarta, merupakan dari keluarga Sunan Gunung Jati. Menantunya Sunan Gunung Jati, kata TGB, Fatahillah juga.
“Inikan salah satu tonggak dari menyebarnya Islam di Nusantara. Jadi kalau islam cahanya sudah mencangkup seluruh nusantara. Salah satu sumbernya adalah ini. Kita harus ingat bahwa islam itu datang dan menyebar dengan semangat perdamaian. Bagaimana kayanya penghayatan spiritual dan kemanusiaan yang tergambar dari sumber-sumber yang ada. Itu harus kita teladani,” kata TGB menjelaskan alasan menziarahi makam Sunan Gunung Jati.
Setibanya di depan pusaran Sunan gunung Jati, TGB memimpin rombongan berzikir dan berdoa. Bagi Gubernur NTB dua periode ini, Sunan Gunung Jati adalah sosok penyebar agama Islam dan cahaya bagi umat. “Beliau adalah tokoh penyebar agama Islam. Ia adalah cahaya bagi ummat. Sunan Gunung jati juga merupakan tokoh yang merubah peradaban di Nusantara.
Drh. H. R. Bmbang Tgb dan rombongan juga diajak berkeliling komplek pemakaman sambil menjelaskan siapa-siapa yang dimakamkan di tempat tersebut. Di akhir ziarahnya, TGB menyerahkan cindramata berupa Al-Quran mushaf NTB ke Drh. Bambang. Sebelumnya di tempat yang sama, Drh. Bambang juga menyerahkan buku Babad Cirebon yang telah dialih bahasakan ke bahasa Indonesia hasil tulisannya sendiri. (ham/ass)