TRIPOLI, (Panjimas.com) – Ketua Dewan Tinggi Libya “High State Council” pada hari Senin (29/01) lalu mengkritik pengangkatan Kepala Bank Sentral baru oleh Majelis Perwakilan Tobruk sebagai tindakan tidak sah.
“Penunjukan Mohammad Shoukri sebagai Kepala Bank Sentral Libya seperti halnya bertepuk sebelah tangan, dan akan gagal seperti usaha sebelumnya dan rakyat [Libya] akan terpengaruh” ujar Abdulrahman Sewehli melalui akun Twitternya, dikutip dari AA.
Sewehli menambahkan bahwa setiap keputusan atau tindakan diluar consensus politik akan dianggap tidak sah. Ia juga menekankan bahwa keputusan Majelis Perwakilan Tobruk melanggar kesepakatan politik Skhirat tahun 2015.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, Dewan Perwakilan Rakyat harus berkonsultasi dengan Dewan Tinggi Negara “High State Council” saat menugaskan posisi pimpinan Libya, termasuk Kepala Bank Sentral.
Libya telah dilanda gejolak sejak 2011, saat sebuah pemberontakan berdarah berakhir dengan penggulingan dan pembunuhan pemimpin karismatik Muammar Gaddafi.
Setelah penggulingan Gaddafi, perpecahan politik di Libya menghasilkan 3 kekuatan rival dalam pemerintahan – yang salah satunya berbasis di kota Tobruk, Libya Timur Tripoli, dan sejumlah kelompok milisi-milisi yang saling bersaing.
Negara kaya minyak di Afrika Utara itu kini tetap bergolak, dengan perpecahan politik negara tersebut yang menghasilkan setidaknya tiga kursi pemerintahan yang berbeda dan sejumlah kelompok milisi-milisi yang saling bersaing, termasuk satu di Tobruk dan satu lagi di Tripoli, serta sejumlah besar kelompok milisi bersenjata.[IZ]