KABUL, (Panjimas.com) – Ledakan bom menghantam pintu masuk kompleks pemerintahan di ibukota Afghanistan, Kabul, Sabtu (27/01), hingga menewaskan lebih dari 90 jiwa dan melukai lebih dari 150 korban lainnya, demikian menurut saksi mata dan pejabat Afghanistan.
Sekitar pukul 12.50 siang waktu setempat (08.20 GMT), sebuah mobil ambulans yang berisi dengan bahan peledak menghantam pintu masuk Kementerian Dalam Negeri, lokasi tersebut terlatak di dekat Alun-alun Sadarat yang penuh keramaian selama jam sibuk. Awalnya, Kementerian Kesehatan memastikan lebih dari 70 orang menderita luka-luka dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut.
Berdasarkan laporan Anadolu, Ismael Kawosi, juru bicara Kementerian Kesehatan, mengatakan bahwa setidaknya 40 orang, termasuk warga sipil dan penjaga keamanan di Kemendagri tersebut, terbunuh dan 140 korban menderita luka-luka akibat serangan bom di lokasi yang ramai itu di dekat sejumlah kantor publik, kedutaan besar, dan pasar.
“Semua rumah sakit umum, Jamhoriat Shifa Khana, Rumah Sakit dengan 400 Ranjang Tidur, Rumah Sakit Direktorat Nasional Keamanan dan Rumah Sakit Darurat, merawat para korban yang terluka,” jelasnya.
Korban tewas terus meningkat, ketika pada malam hari Kementerian Dalam Negeri mengumumkan bahwa hingga kini 95 nyawa melayang. ujar Nusrat Rahimi, deputi juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Ia menambahkan lebih dari 150 korban mengalami luka-luka.
Ada adegan tragis yang menyedihkan di rumah sakit dengan sejumlah besar warga sipil yang trauma berkumpul untuk mengetahui para keabat yang mereka cintai.
Italian Charity Emergency, RS Darurat Amal Italia, di mana sebagian besar korban dilarikan untuk tindakan operasi darurat, bahkan perawatan pasien dilakukan halaman di atas lantai karena jumlah korban yang sangat banyak, termasuk perempuan dan anak-anak.
“Ini adalah pembantaian,” pungkas Koordinator Kelompok Bantuan Kemanusiaan Italia di Afghanistan, Dejan Panic di Afghanistan, yang mengelola Rumah Sakit Trauma di dekat wilayah tersebut.
Melalui pesan di Twitter, kelompok bantuan kemanusiaan Italia itu mengatakan bahwa lebih dari 50 korban yang terluka dilarikan ke rumah sakit yang mereka kelola.
Taliban Akui Bertanggung Jawab
Serangan yang diklaim Taliban tersebut menerima kecaman luas dari pemerintah Afghanistan serta kelompok masyarakat internasional dan organisasi kemanusiaan terutama karena penggunaan ambulans oleh para militan dalam serangan ini dan mengakibatkan begitu nyawa warga sipil melayang.
Presiden Afghanistan menilai serangan itu merupakan tindakan ‘terorisme tidak manusiawi dan barbar’ terhadap warga sipil itu, Mohammad Ashraf Ghani juga menyatakan bahwa Afghanistan menghadapi perang yang dipaksakan oleh kelompok-kelompok teroris yang tempat persembunyian dan tempat-tempat pendukungnya diketahui.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengecam keras serangan tersebut, Ia mengulangi dukungan Aliansi NATO dan Barat untuk operasi kontra-terorisme di Afghanistan.
“Saya terkejut dengan serangan barbar di Kabul. Saya mengutuk tindakan teroris ini, pikiran saya ada pada para korban, keluarga mereka dan orang-orang Afghanistan … NATO berdiri bersama dengan Afghanistan dalam perang melawan terorisme,” pungkas Stoltenberg melalui akun Twitter resminya.
Badan Misi Bantuan PBB di Afghanistan, UN Assistance Mission in Afghanistan (UNAMA) juga mengecam keras serangan tersebut yang menyasar “daerah berpenduduk sipil di Kabul”.
“Saya sangat terganggu oleh laporan yang kredibel bahwa penyerang menggunakan kendaraan yang dicat agar terlihat seperti ambulans, termasuk penggunaan lambang medis yang khas, yang melanggar hukum humaniter internasional,” ungkap Tadamichi Yamamoto, Kepala UNAMA dalam pernyataannya.
Komite Palang Merah Internasional, International Committee of Red Cross (ICRC) menyebut serangan tersebut sebagai tindakan yang ‘tidak dapat diterima dan tidak dapat dibenarkan’.
“Penggunaan ambulans dalam serangan hari ini di Kabul sangat menyiksa. Hal ini bisa berakibat pada ketidakadilan di bawah Hukum Humaniter Internasional”, ujar ICRC.
Sejumlah besar korban adalah warga sipil, termasuk anak-anak. Serangan tersebut terjadi selang sepekan setelah 5 gerilyawan Taliban menyerbu Hotel Intercontinental yang ikonik di Kabul, hingga menewaskan lebih dari 20 tamu lokal dan asing yang tinggal di zona hijau di ibukota Afghanistan tersebut.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahidin mengaku pihaknya bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Mujahidin juga mengklaim 2 serangan pemboman mobil serupa di Afghanistan Selatan, yakni Provinsi Helmand dan Kandahar yang bergolak pada hari Sabtu (27/01) yang juga menyebabkan banyak korban jiwa.[IZ]