KAIRO, (Panjimas.com) – Letnan Jenderal (Purnawiranan) Sami Anan, mantan Kepala Staf Militer Mesir yang juga baru-baru ini memutuskan maju menjadi kandidat calon Presiden, dilaporkan ditahan oleh pihak berwenang Mesir pada 23 Januari lalu.
Letjen. (Purn). Sami Anan ditahan di penjara militer di Kairo, demikian menurut penuturan pengacaranya, Sabtu (27/01).
Selama 6 hari dia tidak dapat berkomunikasi, setelah ditahan untuk diinterogasi.
Nasir Emin, pengacara Sami Anan mengatakan bahwa dia telah mengunjungi mantan Kepala Staf Militer Mesir itu di penjara militer di Camp Huchstep di Kairo bagian Timur, dikutip dari AA.
Emin mengatakan akan ada pernyataan tertulis tentang kunjungan tersebut pada hari Ahad (28/01).
Dalam pernyataannya melalui saluran televisi, Militer Mesir menuding Sami Anan melakukan beberapa “penyimpangan” setelah dirinya mengumumkan rencana untuk mencalonkan diri menjadi Capres.
Dalam sebuah video yang diposting melalui akun Facebook-nya pada 19 Januari lalu, Sami Anan mengatakan bahwa dia akan mencalonkan diri dalam pemilihan presiden yang akan datang untuk menyelamatkan Mesir.
Masih belum jelas apakah Sami Anan akan diizinkan untuk mengikuti Pilpres Mesir.
Awal bulan ini, Ahmed Shafiq, mantan Perdana Menteri Era Presiden Hosni Mubarak, tiba-tiba mengumumkan bahwa dirinya mengundurkan diri dari pertarungan pilpres mendatang,, dengan mengatakan bahwa Ia “bukan pilihan terbaik untuk mengelola urusan negara dalam periode yang akan datang”.
Sami Anan menjabat sebaga Kepala Staf Militer Mesir selama 2005 hingga akhir 2012. Ia menjabat sebagai salah satu pemimpin tertinggi militer di era Presiden Hosni Mubarak, dan era transisi pada masa AD Interim Plt. Jenderal Mohamed Hussein Tantawi dan Presiden Mohamed Morsi.
Pada tahun 2014, Sami Anan membentuk Partai Arabisme Mesir. dan turut berkontestasi dalam pemilihan Parlemen Mesir tahun 2015.
Sami Anan kemudian menerima nominasi dari Partai Demokrat Arabis Mesir untuk mencalonkan diri dalam pemilihan Presiden Mesir pada tahun 2018.
Pada tanggal 23 Januari 2018 dia ditangkap oleh militer, dengan penjelasan bahwa karena dirinya mantan anggota Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata, Anan harus meminta izin pihak Militer Mesir untuk mencalonkan diri sebagai presiden.[IZ]