GAZA, (Panjimas.com) – Ratusan pengungsi Palestina Rabu (24/01) lalu berkumpul di kamp pengungsian Jabalya, wilayah TimurLaut Gaza, dalam rangka memprotes kebijakan AS baru-baru ini yang memotong dana keuangan dan bantuan pangannya ke United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees (UNRWA), Badan Kerja dan Bantuan Pemulihan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
Pemotongan dana bantuan AS ke UNRWA akan mempengaruhi mata pencaharian ribuan keluarga pengungsi Palestina di Jalur Gaza yang diblokade.
Kantor berita Palestina WAFA melaporkan bahwa para pengunjuk rasa membentangkan spanduk-spanduk mengutuk keras langkah AS terhadap UNRWA.
Selain itu para pengungsi Palestina juga mengecam keras keputusan Presiden AS Donald Trump yang mendeklarasikan Yerusalem sebagai ibu kota Israel serta kebijakannya untuk memindahkan Kedutaan Besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Aksi unjuk rasa tersebut, juga mendesak negara-negara Islam, untuk mengecam sikap AS yang bias terhadap Israel, serta menyerukan masyarakat internasional untuk tidak menyerah dan terus melawan langkah Israel dan AS.
Amerika Serikat, sebagaimana diketahui merupakan penyumbang terbesar untuk UNRWA. pada 16 Januari lalu, AS mengumumkan bahwa pihaknya akan menahan $ 65 juta dollar dari total $ 125 juta dollar yang direncanakan akan disalurkan ke Badan Pengungsi Palestina UNRWA bulan ini.
UNRWA, didirikan pada tahun 1949, badan ini didanai hampir seluruhnya oleh sumbangan sukarela dari negara-negara anggota PBB.
UNRWA terutama menyediakan layanan dan dana bantuan mereka untuk para pengungsi Palestina di wilayah Jalur Gaza, Tepi Barat, Yordania, Libanon dan Suriah.
Hampir seluruh penduduk Palestina di wilayah Jalur Gaza menerima pasokan bantuan dari UNRWA.[IZ]