ROTTERDAM, (Panjimas.com) – Simpatisan organisasi teroris PKK / PYD dilaporkan menyerang sebuah Masjid di Belanda pada Senin malam (22/01), demikian menurut pengelola Masjid, dilansir dari Daily Sabah
Jendela-jendela Masjid Geylani tampak rusak, bahkan dinding Masjid pun turut dirusak dengan slogan-slogan yang berkaitan dengan organisasi teroris PKK/PYD.
Masjid Geylani di Belanda dikelola oleh Yayasan Geylani.
Saat diwawancarai Anadolu Agency, Ali Dede Taş, Ketua Yayasan Geylani, mengecam keras serangan tersebut, Ia menambahkan bahwa hal itu mungkin terkait dengan operasi Militer Turki saat ini di Suriah Barat Laut.
Turki Sabtu (20/01) akhir pekan lalu meluncurkan Operation Olive Branch untuk menumpas PKK, cabang Partai Persatuan Demokratik Suriah, Democratic Unity Party (PYD) dan Milisi Unit Perlindungan Rakyat Bersenjata (YPG) dari wilayah Afrin, tepat di seberang perbatasan bagan Selatan Turki, selain berupaya menumpas Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Taş mengatakan bahwa sekelompok jamaah yang hendak menunaikan sholat Subuh melihat berbagai coretan grafiti di dinding-dinding Masjid.
Slogan-slogan seperti “Afrin”, “Apo” (mengacu pada pemimpin teroris PKK), dan coretan “pemuda PKK” [“PKK youth”] ditulis di dinding Masjid Geylani.
Menurut seorang tetangga, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 05.00 WIB (04.00GMT), imbuh Taş.
“Sebagai Masjid, kami telah melayani para pemuda dan keluarga-keluarga di sini selama 15 tahun, kami tidak pernah menyakiti siapapun, dan semua orang mengenal kami di lingkungan ini. Insiden seperti itu membuat kami sedih,” pungkasnya.
Taş menyatakan bahwa pihaknya telah mengajukan laporan ke Kepolisian.
Simpatisan PYD / PKK juga menyerang 2 Masjid di Jerman pada Ahad malam (21/01), yang memicu kemarahan di kalangan komunitas Muslim Turki di Belanda.
Di Jerman, eksistensi organisasai PKK dilarang sejak tahun 1993, namun pergerakannya masih aktif, dengan hampir 14.000 pengikut di antara penduduk imigran Kurdi di negara itu.
Pendukung PYD / PKK telah mengadakan demonstrasi di berbagai kota di Jerman untuk memprotes operasi Militer Turki yang sedang berlangsung di Suriah barat laut.
Aktifitas PKK di Eropa
Operasi PKK selama 3 dekade lebih lamanya, telah membunuh sekitar 40.000 jiwa, termasuk perempuan dan anak-anak.
Dalam beberapa tahun terakhir, melalui cabang-cabangnya di Eropa, PKK juga telah menyelenggarakan berbagai acara yang mempromosikan dirinya di Parlemen Eropa, termasuk atas penolakan terhadap Turki.
Turki telah lama mengeluhkan bahwa meskipun status PKK dilarang, negara-negara Eropa masih mengizinkannya beroperasi tanpa hukuman di tanah mereka.
Turki, misalnya, mengecam keras pemasangan foto pemimpin teroris PKK yang dihukum yakni Abdullah Öcalan pada sebuah acara tahun 2016 di Parlemen Eropa.
Ankara juga berulang kali mengkritik negara-negara Eropa karena tidak berbuat banyak terhadap kelompok teror tersebut. Turki juga mengecam keras perdagangan narkoba PKK di Eropa dan mendesak tindakan menentangnya.
November lalu, Menteri Luar Negeri Mevlüt Çavuşoğlu mengatakan ada beberapa pendukung kelompok teroris PKK di Majelis Parlemen Dewan Eropa (PACE), situasi semacam ini dinilai sebagai “kemunafikan Eropa”, menurut Menlu Turki tersebut.\
Operasi Militer di Afrin Suriah
Afrin merupakan sebuah wilayah yang berbatasan dengan Provinsi Hatay dan Kilis di Turki. Operasi milliter di Afrin akan digelar lebih luas setelah Operasi Shup Safir selama tujuh bulan yang sukses di Suriah Utara, dan berakhir pada bulan Maret 2017 lalu.
Rezim Bashar al-Assad menyerahkan kendali Afrin kepada milisi kurdi PYD / PKK tanpa pertempuran, dan saat ini ada sekitar 8.000-10.000 personil PYD/PKK berada di wilayah tersebut, demikian menurut informasi yang dihimpun oleh Anadolu Agency.
Setelah Turki memperingatkan kehadiran militernya di Afrin, Milisi PYD/PKK sekarang ini bersembunyi di tempat penampungan dan lubang-lubang di daerah pemukiman di sana.
PYD/ PKK merupakan cabang Suriah dari organisasi militan Kurdi yang telah dimasukan dalam daftar organisasi teroris oleh AS dan Uni Eropa serta Turki – dan mulai melakukan kampanye bersenjata pada bulan Juli 2015.
Sejak pertengahan 1980an, PKK telah melancarkan kampanye teror yang luas melawan negara Turki, di mana diperkirakan 40.000 orang dibunuh.
Sejak saat itu, mereka telah membunuh lebih dari 1.200 personil keamanan dan warga sipil Turki, termasuk perempuan dan anak-anak.
PKK berjuang untuk kemerdekaan dan kepentingan nasionalime etnis Kurdi.
Sejak puluhan tahun lamanya PKK memperjuangkan ideologi marxisme-leninis, mencita-citakan Negara Komunis dengan berbasis nasionalisme Kurdi.
Dengan karakter ektrim kiri komunis yang keras ini telah lama mereka berseteru dengan Turki.[IZ]