WASHINGTON, (Panjimas.com) – Situasi di Idlib dan Ghouta Timur harus menjadi prioritas utama Dewan Keamanan PBB (UNSC), ujar Perwakilan Tetap Perancis untuk PBB, Francois Delattre, Senin (22/01).
“Tragedi [kemanusiaan] ini terjadi di depan mata kita,” pungkas Delattre kepada para wartawan di kantor pusat PBB di New York, dikutip dari AA.
Pernyataan Francois Delattre disampaikan sebelum dia menghadiri rapat tertutup Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membahas hasil kunjungan Sekretaris Jenderal Urusan Kemanusiaan Mark Lowcock ke Suriah.
Sembari menggambarkan situasi kemanusiaan di Suriah sebagai sesuatu yang “tidak dapat diterima”, Francois Delattre mengatakan bahwa stabilitas di wilayah tersebut akan membantu perundingan di Wina akhir bulan ini yang akan berfokus pada masa depan Suriah dan diakhirinya perang sipil dengan mempertemukan kubu rezim Assad dan oposisi.
Selain itu, Perwakilan Tetap Swedia untuk PBB, Olof Skoog mengatakan bahwa Dewan Keamanan PBB harus mendukung pekerjaan Lowcock khususnya menganai bantuan kemanusiaan PBB ke Suriah dimana situasi bencana kemanusiaan terus berlanjut.
Ghouta Timur telah dikepung selama 5 tahun lamanya dan akses kemanusiaan ke kota yang merupakan rumah bagi 400.000 warga sipil tersebut kini telah benar-benar terputus. Ratusan ribu penduduk saat ini sangat membutuhkan bantuan medis.
Dalam 8 bulan terakhir, rezim Bashar al-Assad telah mengintensifkan pengepungan di wilayah Ghouta Timur, sehingga hampir tidak mungkin disalurkannya pasokan makanan dan akses obat-obatan ke distrik tersebut sehingga membuat ribuan pasien dalam kondisi kritis dan memerlukan pengobatan segera.[IZ]