IDLIB, (Panjimas.com) – Kelompok Oposisi Suriah Senin (22/01) lalu melancarkan operasi militer di daerah-daerah yang dikuasai rezim Bashar al-Assad di sekitar Gunung Turkmen di Provinsi Latakia, demikian menurut Komandan kelompok oposisi Suriah.
Komandan Jabal al-Islam, Zahir Abu Usama mengatakan bahwa “Rusia secara intensif menyerang Idlib”, dikutip dari AA.
“Untuk mengurangi intensitas serangan ini, kami telah meluncurkan sebuah operasi di sekitar Gunung Turkmen di kota Sarraf yang dikendalikan rezim Assad dan di sekitar wilayah tersebut,” pungkasnya.
Usamah mengatakan bahwa pihaknya telah merebut desa-desa di Villa dan Kapikaya di Sarraf yang sebelumnya berada di bawah kendali rezim Assad.
Dilaporkan juga bahwa sejumlah besar tentara rezim Assad tewas dalam serangan mendadak oleh kelompok oposisi bersenjata tersebut.
Menurut informasi yang dihimpun dari sumber-sumber lokal, pesawat tempur Rusia dan pesawat tempur rezim Assad membombardir Gunung Turkmen setelah operasi dilancarakan kubu oposisi.
Wilayah Idlib berada dalam jaringan zona de-eskalasi yang disokong oleh Turki, Rusia, dan Iran – di mana tindakan agresi militer dilarang secara eksplisit.
Idlib, yang terletak di Suriah bagian Barat Laut dekat perbatasan Turki, Idlib menghadapi serangan hebat oleh pasukan rezim Assad setelah perang saudara yang kejam pecah pada tahun 2011.
Sejak Maret 2015, Idlib tidak lagi berada di bawah kendali rezim Assad dan didominasi oleh kelompok oposisi bersenjata dan organisasi bersenjata anti-rezim.
Pada 12 Oktober, Militer Turki mulai menyeberang ke wilayah tersebut untuk menetapkan titik pengamatan untuk memantau kesepakatan gencatan senjata rezim-oposisi di zona de-eskalasi Idlib.
Selama pembicaraan damai di ibukota Kazakhstan, Astana, tiga negara penjamin, Turki, Iran dan Rusia, sepakat untuk menetapkan zona de-eskalasi di Idlib dan di beberapa bagian Provinsi Aleppo, Latakia dan Hama.
Sejak awal 2011, Suriah telah menjadi medan pertempuran, ketika rezim Assad menumpas aksi protes pro-demokrasi dengan keganasan tak terduga — aksi protes itu 2011 itu adalah bagian dari rentetan peristiwa pemberontakan “Musim Semi Arab” [Arab Spring].
Sejak saat itu, lebih dari seperempat juta orang telah tewas dan lebih dari 10 juta penduduk Suriah terpaksa mengungsi, menurut laporan PBB.
Sementara itu Lembaga Pusat Penelitian Kebijakan Suriah (Syrian Center for Policy Research, SCPR) menyebutkan bahwa total korban tewas akibat konflik lima tahun di Suriah telah mencapai angka lebih dari 470.000 jiwa. [IZ]