JAKARTA, (Panjimas.com) – Pemeriksaan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, oleh penyidik Ditskrimum Polda Metro Jaya pada hari Senin (22/1) kemarin masih menyisahkan beberapa pertanyaan yang belum bisa terjawab bagi seorang Dahnil Anzhar Simanjutak.
Hampir selama 9 jam kurang lebih Dahnil menjalani pemeriksaan sebagai Saksi untuk kasus penyiraman air keras kepada Novel Baswedan pada berapa bulan yang lalu.
Danhil sendiri mengaku ditanya sebanyak 24 pertanyaan oleh sekitar 9 orang penyidik dari Polda Metro Jaya.
Pada kesempatan dihadapan para wartawan, setelah 9 jam diperiksa itu, dirinya mengaku bahwa ucapan dia disaat diwawancara oleh salah satu stasiun televisi swasta itulah yang kemudian menjadikan dirinya dipanggil dan menjalani proses pemeriksaan di Polda Metro pada Senin kemarin itu.
Dirinya mengatakan bahwa, ia semakin pesimis kepada aparat penegap hukum atas pengungkapan kasus penyiraman air keras kepada Novel Baswedan.
Adapun alasan kenapa dia semakin pesimis bahwa polisi dapat mengungkap kasus penyerangan Sebab, kata Danhil, kepolisian terganjal masalah non teknis. Dalam pemeriksaan, pernyataan itu yang dicecar penyidik.
“Saya berkeyakinan bahwa aparat kepolisian punya kapasitas secara teknis, tetapi bisa jadi polisi punya keterbatasan apabila berhadapan dengan hal-hal non teknis. Non teknis itu bisa jadi politik, non teknis itu bisa hal-hal yang lain,” kata Dahnil.
Dia mengatakan bahwa mengatakan, faktor non teknis tersebut datang dari adanya aktor besar yang bermain di balik layar. Faktor inilah, yang menurut dirinya polisi sangat lamban mengungkap siapa pelaku penyerangnya. Dirinya sendiri juga tidak mau mengungkapkan siapa tokoh besar yang dimaksud.
“Aktor ini pasti punya pengaruh besar yang bisa punya kendali dalam penanganan kasus ini,” ujar Dahnil.
Di dalam pemeriksaan tersebut kemarin itu, Dahnil juga memberikan saran agar segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). Menurut Dahnil semuanya bisa terungkap kalau Presiden mau dan menyetujui hal tersebut.
“Karena pesimistis itulah, maka saya mendorong polisi untuk ikut mendorong TGPF dan mengusulkan agar pihak Presiden juga ikut mendorong TGPF. Dan TGPF itu harus diisi oleh orang-orang yang kredibel orang-orang yang independen. Nah itu tadi yang saya sarankan,” pungkasnya. [ES]