GAZA, (Panjimas.com) – Para pelaku bisnis di wilayah Jalur Gaza melakukan aksi pemogokan pada hari Senin (22/01) untuk memprotes memburuknya situasi ekonomi di wilayah Palestina.
Perusahaan-perusahaan, bank-bank dan pasar-pasar menutup lapak mereka ke para pelanggan di Gaza.
Aksi pemogokan para pelaku bisnis yang dilancarkan selama satu hari itu diserukan oleh perusahaan sektor swasta dalam upaya untuk memprotes kondisi ekonomi yang memburuk di Gaza.
“Perselisihan internal antara faksi Palestina adalah penyebab utama kemerosotan ekonomi ini,” ujar Ahmed Abu Shaaban, seorang pemilik toko di Gaza, saat diwawancarai Anadolu.
“Presiden Palestina Mahmoud Abbas bertanggung jawab atas apa yang terjadi di Gaza,” pungkasnya,
Abu Shaaban menuntut pemerintah memikul tanggung jawabnya, untuk memperbaiki kondisi perekonomian di jalur Gaza.
Jalur Gaza saat ini dihuni oleh sekitar dua juta warga Palestina, wilayah tersebut mengalami standar kehidupan yang benar-benar memburuk akibat blokade Israel yang telah berlangsung selama lebih dari 10 tahun di samping adanya keretakan hubungan antar faksi Palestina dan upaya rekonsiliasi yang buntu antara kelompok Fatah dan Hamas.
Mahir al-Tabbaa dari Kamar Dagang Gaza “Gaza Chamber of Commerce’” memperingatkan bahwa Gaza kini berada di ambang keruntuhan ekonomi.
Dia mengatakan pengangguran di wilayah tersebut telah mencapai angka 46 persen dengan sekitar 250.000 warga tidak berdaya secara ekonomi, dalam hal ini tanpa pekerjaan
“Tingkat kemiskinan telah mencapai angka 65 persen dan kelangkaan pangan mencapai 50 persen pada tahun 2017,” ungkapnya.
Al-Tabbaa menghubungkan kaitan erat perbaikan ekonomi di Gaza dengan dihentikannya blokade Israel yang melumpuhkan daerah pesisir Palestina itu.
Pekan lalu, pejabat keamanan Israel menyebutkan bahwa perekonomian Gaza hampir dalam kegagalan total.[IZ]