DENPASAR, (Panjimas.com) – Berdakwah merupakan sarana yang sangat efektif untuk mengenalkan ajarang agama Islam yang rahmatan lil alamain. Tantangan berdakwah di Indonesia tentu sangat berebeda dengan tantangan dalam berdakwah diluar negeri. Seperti Negara Amerika yang mayoritas penduduknya bukan non Muslim.
Kejadian hancurnya menara kembar Gedung WTC pada 11 September 2001 karena dibajak sekelompok teroris membuat masyarakat Amerika menjadi muslim phobia. Bahkan kejadian tersebut menjadikan banyak warga Amerika memberikan cap teroris kepada warga Muslim disana. Namun, karena kejadian 9/11 itu pula tercatat 20.000 warga Amerika pada akhirnya mendapatkan hidayah memeluk agama Islam dengan sukarela. Seperti yang diungkapkan oleh Imam Besar Islamic Centre New York USA Muhammad Syamsi Ali dalam safari dakwahnya di Masjid Baiturrahmah Kampung Jawa Wanasari, Denpasar pada Sabtu (20/1).
Islam Phobia yang terjadi di Amerika akibat kejadian 9/11 membuat warga Amerika menjadi benci bahkan beberapa warga Indonesia yang tinggal disana mendapatkan intimidasi. Atas izin Allah SWT pada akhirnya mereka mencari tahu sendiri mengenai ajaran Islam dari Al Quran dan buku-buku referensi Islam lainnya. Lambat laun banyak warga Amerika disana yang paham bahwa Islam merupakan agama yang sangat mencintai kedamaian. Oknum-oknum yang melakukan tindakan terorisme merupakan penajahat yang hanya mengatanasnamakan Islam.
Muhammad Syamsi Ali dalam melakukan dakwah di Negeri Paman Sam melakukan cara pendekatan persuasif. Saat menginjakan kaki pertama kali di Kota New York pada tahun 1995 hal yang pertama kali dilakukan adalah bersilaturahmi ke tetannga-tetangga sekitar Islamic centre New York.
“Kota New York sebagian besar warganya merupakan individualis, sehingga ketika kita berkunjung ke rumahnya sambutannya begitu hangat, bahkan saya juga sering mengundang warga amerika untuk berkunjung ke Islamic centre, mereka sangat awam mendengar kata Masjid. Saya mengenalkan kata Masjid ke mereka dengan sebutan Islamic Church artinya tempat ibadah umat islam, menggunakan bahasa yang mereka pahami” pungkas Ustadz Alumni Sarjana dan PascaSarjana di Islamic International University Pakistan ini.
Muhammad Syamsi Ali juga membagikan cerita mengenai seorang pemuda Amerika bernama Matthew yang kini sudah menjadi Muallaf. Mattew pada awalnya datang ke kelas kajian di Islamic Centre bukan bertujuan untuk belajar Islam. Bahkan kedatangannya kesana untuk mencaci Nabi Muhammad SAW dengan hal-hal yang tidak pantas. Sebagai seorang muslim yang memiliki kadar keimanan yang tinggi tentu akan marah mendengar cacian pemuda bernama Matthew ini. Tapi sebaliknya beliau malah tersenyum dan mengulurkan tangan ke Mattew sambil mengucapkan “ saya ingin berteman dengan anda”.
“Matthew atau akrab disapa Matt begitu benci dengan agama Islam yang ia ketahui dan mencaci Nambi Muhammad SAW dengan kata-kata yang tidak pantas. Akhirnya pada kurun waktu 8 bulan ia mengucap kalimat syahadat. Bahkan kini ia menjadi dai dan bila memilik rezeki lebih akan membagika Al Quran di pusat-pusat keramaian” tandasnya.
Beda dengan Matt, seorang Wanita bernama Amanda merupakan seorang peneliti dari Shiva University. Shiva University dikenal sebagai salah satu universitas yang mayoritasnya umat Yahudi.Pada awalnya bertemu dengan Muhammad Syamsi Ali dikelas kajian yang diadakan di IsIamic Centre New York. Amanda menyodorkan empat buku pertanyaan setebal skripsi mengenai islam kepada beliau. Lambat laun Amanda menjadi jatuh hati dengan ajaran Agama Islam. Bahkan kini Amada sudah mememluk Islam dan berkomitmen menggunakan hijab sebagai identitas keislamannya.
Muhammad Syamsi Ali mengatakan bahwa Islam diprediksi tahun 2050 akan menjadi agama mayoritas. Sebabnya banyak golongan anak muda disana yang agamanya Non Muslim namun ketika ditanya apa keyakinannya menjawab “saya tidak tahu”.
“Untuk itulah tanggung jawab bersama dakwah dilakukan untuk menyebarkan Cahaya Islam di Negeri Adi Daya ini” tandasnya.
Muhammad Syamsi Ali memiliki sebuah project yang akan segera berjalan mengenai dakwah. Ia akan membangun pesantren (boarding school) di Kota New York untuk para Muallaf yang menjadi Dai. Serta melakukan program pertukaran pelajar dengan pondok pesantren yang ada di tanah air.
Tak ketinggalan para jamaah yang mengikuti kajian juga di Imami oleh Muhammad Syamsi Ali saat menjalankan shalat Isya berjamaah. Selain mengisi kajian di Masjid Baiturrahman Syamsi Ali akan melanjutkan safari dakwah di Pulau Dewata ke Masjid Baitul Makmur Denpasar pada hari Ahad (21/1) selepas Shalat Shubuh berjamaah. [RN]