MOSKOW, (Panjimas.com) – Rusia mengungkapkan keprihatinannya mengenai fakta bahwa A.S. secara serius terlibat dalam pengembangan “Badan Otoritas Alternatif” di sebagian besar wilayah Suriah, demikian menurut pernyataan Menteri luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dalam konferensi pers di markas PBB New York, Jumat (19/01).
“Beberapa hari yang lalu, Amerika Serikat mengumumkan pembentukan pasukan keamanan di perbatasan Suriah. Hari ini mereka mengatakan bahwa mereka salah paham […]. Namun, fakta menunjukkan bahwa A.S. secara serius terlibat dalam pengembangan Badan Otoritas Alternatif di sebagian besar wilayah Suriah. Hal ini bertentangan dengan komitmen mereka sendiri terhadap integritas teritorial Suriah yang mereka usung. Kami khawatir tentang itu, ” ungkap Sergey Lavrov.
Lavrov juga menolak klaim bahwa Tentara Rusia telah menarik diri dari wilayah Afrin.
Laporan-laporan sebelumnya mengatakan bahwa Tentara Rusia telah meninggalkan Afrin sehubungan dengan rencana Turki untuk melakukan operasi militer menumpas PYD / PKK.
Serangan yang diantisipasi ini diperkirakan akan dilakukan bersamaan dengan Operasi “Euphrates Shield” tahun lalu, di mana FSA yang disokong Turki berhasil membersihkan wilayah Suriah Utara dari elemen-elemen teroris.
Turki berbagi wilayah perbatasan seluas 911 kilometer (sekitar 566 mil) dengan Suriah, dan konflik baru saja mulai muncul akibat perang dahsyat yang dimulai pada tahun 2011 lalu.
Diperkirakan 65 persen wilayah perbatasan Turki-Suriah saat ini dikendalikan oleh milisi PYD / PKK.
Afrin merupakan sebuah wilayah yang berbatasan dengan Provinsi Hatay dan Kilis di Turki. Operasi milliter di Afrin akan digelar lebih luas setelah Operasi Shup Safir selama tujuh bulan yang sukses di Suriah Utara, dan berakhir pada bulan Maret 2017 lalu.
Pada tahun 2011, Rezim Bashar al-Assad menyerahkan kendali Afrin kepada milisi kurdi PYD / PKK tanpa pertempuran, dan saat ini ada sekitar 8.000-10.000 personil PYD/PKK berada di wilayah tersebut, demikian menurut informasi yang dihimpun oleh Anadolu Agency.
Setelah Turki memperingatkan kehadiran militernya di Afrin, Milisi PYD/PKK sekarang ini bersembunyi di tempat penampungan dan lubang-lubang di daerah pemukiman di sana.
PYD/ PKK merupakan cabang Suriah dari organisasi militan Kurdi yang telah dimasukan dalam daftar organisasi teroris oleh AS dan Uni Eropa serta Turki – dan mulai melakukan kampanye bersenjata pada bulan Juli 2015.
Sejak pertengahan 1980an, PKK telah melancarkan kampanye teror yang luas melawan negara Turki, di mana diperkirakan 40.000 orang dibunuh.
Sejak saat itu, mereka telah membunuh lebih dari 1.200 personil keamanan dan warga sipil Turki, termasuk perempuan dan anak-anak.
PKK berjuang untuk kemerdekaan dan kepentingan nasionalime etnis Kurdi.
Sejak puluhan tahun lamanya PKK memperjuangkan ideologi marxisme-leninis, mencita-citakan Negara Komunis dengan berbasis nasionalisme Kurdi.
Dengan karakter ektrim kiri komunis yang keras ini telah lama mereka berseteru dengan Turki.[IZ]