SUKOHARJO (Panjimas.com) – Pramono, Presiden Direktur PT Rayon Utama Makmur (RUM) menuding angin sebagai biang masalah penyebaran bau busuk yang menyesakkan warga disekitar perusahaan kapas sintetis tersebut.
“Kalau cuacanya cerah hilang baunya, kalau pas mendung terakumulasi di udara terus dibawa angin tidak masuk ke atmosfir,” katanya saat ditemui wartawan di Gedung DPRD Sukoharjo, Jumat (30/1/2018).
Perusahaan tersebut mengaku sanggup menekan bau mirip Septic tank yang menyebar ke banyak wilayah terutama di Desa Plesan, Celep, Juron, Gupit, Pengkol dan Serut, dalam jangka satu bulan sebesar 50 persen. Sedang untuk mendatangkan mesin pengolah limbah asal Denmark atau Austria, pihak perusahaan baru bisa dalam jangka satu tahun.
“Sepeleng kita satu tahun, untuk mendatangkan mesin itu,” ucapnya.
Pramono menjelaskan bahwa munculnya bau di masyarakat karena adanya faktor angin yang membawa gas busuk tersebut. Padahal dia menegaskan dilingkungan perusahaan tidak merasakan adanya bau tersebut. Untuk itu, dia menyarankan meninjau di perusahaannya.
“Angin ini lah yang membuat. Gas ini kan dilepas dan dibawa angin, Saya ingin menekan partikel gas ini, dikabutkan. Gas ini dijadikan limbah cair. Kenapa limbah diluar bau karena dibawa angin,” cetusnya.
“Arah angin ini tidak menentu, bisa ke utara bisa ke selatan,” imbuh Pramono.
Lebih lanjut, PT RUM akan menggandeng Tim UNS dan lainnya untuk memantau perkembangan penekanan limbah bau tersebut. Pramono mempersilahkan tim lain yang ingin bergabung dengan anggaran milik perusahaan.
“Kita juga sudah bicarakan dari tim ahlinya UMS, beliau ini mau mendampingi saya, sebagai tim independen. Kita persilahkan tim lain juga, jika ingin ikut sebagai tim independen. Tentunya dengan anggaran perbaikan dari perusahaan,” pungkasnya. [SY]