BEKASI, (Panjimas.com) – Yayasan Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) gelar sejumlah acara di Pondok Pesantren Nuu Waar, Setu, Bekasi. Presiden AFKN, Ustadz Fadzlan Rabbany Garamatan menyebutkan bahwa ada lima rangkaian acara yang seluruhnya dilaksanakan oleh Duta Besar Saudi Arabia untuk Indonesia Syeikh Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaib.
Diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan sambutan Presiden AFKN Ustadz Fadzlan Garamatan, Dubes Saudi Arabia untuk Indonesia Syeikh Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaib, dan perwakilan Kementerian Agama Kabupaten Bekasi H. Syakur, acara kemudian dilanjutkan kepada penyerahan beasiswa untuk santriwan dan santriwati Pondok Pesantren Nuu Waar ke Lipia Jakarta, Aceh dan Surabaya.
“Kedutaan Saudi Arabia memberikan dukungan ekstra kepada Lembaga Nuu Waar, lembaga yang lahir dari Timur Papua, maka kami memberikan beasiswa kepada 29 santri untuk dikirim ke Lipia Surabaya, 15 ke Lipia Aceh, dan 6 ke Lipia Jakarta,” kata Syeikh Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaib, Sabtu (20/1/2018).
Menurut Osama, Arab Saudi hanya mendukung ponpes atau lembaga dakwah yang mengedepankan modernisasi. “Arab Saudi tidak mendukung lembaga atau ponpes yang mengedepankan kebencian kepada kelompok lain.” lanjutnya.
Dalam rangkaian acara kedua, peresmian Masjid Birul Walidain dan pemancangan tiang Masjid Agung Nuu Waar di Setu, Bekasi, dipimpin langsung oleh Syeikh Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaib.
Dikatakan Syeikh Osama pada sambutannya, “saya yakin, di bawah bimbingan Ustadz Fadzlan, Pondok Pesantren Nuu Waar akan berkembang”.
Hal senada diucapkan H. Syakur sebagai perwakilan dari Kementerian Agama Kabupaten Bekasi. “Kami ucapkan terima kasih dan apresiasi dengan adanya ponpes ini akan membantu pemerintah dalam mencerdaskan anak bangsa,” tuturnya.
Saya berharap, lanjutnya, santri Pondok Pesantren Nuu Waar ini bisa menjadi generasi penerus bangsa, generasi qurani, hafidz-hafidzoh.
Acara terakhir ialah peresmian sumber air di Desa Argumi Kabupaten Fak-Fak dan Desa Maibo Dis Aiman-Klalin IV Kabupaten Sorong-Nuu Waar dan peresmian asrama guru di Pondok Pesantren Nuu Waar secara simbolis.
Pondok Pesantren Nuu Waar
Sejak tiga tahun lalu, Pondok Pesantren Nuu Waar berdiri dan diresmikan di Setu, Bekasi. Tidak kurang dari 750 santriwan dan santriwati menjalani masa pendidikan secara gratis.
Jenjang pendidikan di Pondok Pesantren Nuu Waar pun tersedia mulai dari tingkat setara SD hingga Perguruan Tinggi. Tidak kurang dari 50 pengajar dari 150 tenaga pengajar yang direncanakan, turut membantu membimbing para santri.
Pendiri Pondok Pesantren Nuu Waar, Ustadz Fadzlan Rabbany Garamatan menyebutkan, sekolah bukan lahan atau tempat untuk mencari ijazah, tetapi bagaimana caranya agar dengan sekolah bisa menjadi bermanfaat untuk orang lain.
“Pendidikan di Indonesia kan 6 tahun baru tamat SD, kita 3 tahun dengan modal harus 30 juz, kalau dia sudah 30 juz maka SMP hanya 2 tahun dan SMA hanya 2 tahun,” katanya kepada wartawan.
Dengan pola pendidikan seperti itu, Ustadz Fadzlan yakin kualitas kerja seseorang akan jauh lebih baik. “Kita mau kerja nanti usia 32 tahun, sebagian usia sudah habis. Jadi, bagaimana dia bisa merawat kekuatan ibadahnya?” lanjutnya.
Presiden AFKN tersebut berharap dengan adanya Masjid dan Pondok Pesantren Nuu Waar masyarakat sekitar bisa berperan aktif sekaligus meningkatkan kualitas ibadah dan menjauhi kesyirikan. [DP]