Jakarta (Panjimas.com) – Pimpinan KPK selalu kehilangan nyali ketika berhadapan dengan kasus yang terkait dengan Personil kepolisian. Demikian dikatakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, dalam siaran pers yang diterima Panjimas, belum lama ini.
Sikap Wakil Ketua KPK yang menyatakan menyerahkan pemeriksaan AKP Reza, Ajudan Setya Novanto kepada Propam Polisi, setelah 2 kali pemanggilan tidak datang, bahkan pihak kepolisian mempersilahkan diperiksa di Mabes Polri saja.
“Ini menunjukkan sikap KPK yang memang selalu ‘pengecut’ dan kehilangan nyali bila menangani kasus terkait dengan pihak kepolisian. Polri selalu berusah mempersulit penuntasan proses hukum bila terkait dengan Personil mereka.”
Dahni menyebut, mulai dari Kasus Laporan dugaan suap 100 juta terhadap keluarga Siyono, terduga teroris yang meninggal tidak jelas ditangan Densus 88, kemudian terakhir dugaan perusakan barang bukti oleh dua penyidik KPK dari kepolisian yang tidak jelas hukumannya. Justru pimpinan KPK kelihatan berusaha menutup-nutupi kasus tersebut.
Yang paling akhir, lanjut Dahnil, adalah kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan yang juga diduga melibatkan pihak kepolisian seperti yang sempat disinyalir Novel.
“Bila sikap ini dibiarkan, maka pihak kejaksaan, Kehakiman dan institusi hukum lain bisa bersikap sama dengan Kepolisian menolak dan cenderung mempersulit personelnya untuk diperiksa dan diproses secara hukum,” kata Dahnil yang juga pendiri Madrasah Antikorupsi.
Dahnil menegaskan, sikap kehilangan nyali pimpinan KPK ini membuat penegakan hukum praktik korupsi yang melibatkan Polisi tidak akan pernah terbongkar dan dituntaskan.
“Saat ini Penyidik-penyidik dan karyawan KPK bak Gerombolan Singa Pemberani yang di pimpinan Kambing-kambing sehingga lama kelamaan bisa ikut mengembek bukan lagi mengaum,” ungkap Dahnil. (ass)