RAMALLAH, (Panjimas.com) – Facebook baru-baru ini secara sepihak menutup beberapa akun halaman Facebook pro-Palestina dengan tuduhan melakukan “hasutan”.
Warga Palestina menilai langkah Facebook tersebut merupakan pelanggaran mencolok terhadap kebebasan berpendapat dan berekspresi.
Seperti dilansir Harian Palestina Al-Hayat Al-Jadida, para pejabat Israel – termasuk Menteri Kehakiman Ayelet Shaked – baru-baru ini bertemu dengan perwakilan Facebook. Facebook diancam Israel dengan tuntutan hukum jikalau mereka tidak memenuhi permintaan Israel untuk menghapus akun beberapa aktivis Palestina.
Selama empat bulan terakhir saja, menurut laporan Al-Hayat Al-Jadida, Menteri Ayelet Shaked mengirimkan 158 tuntutan terpisah kepada pimpinan Facebook untuk menghapus konten-konten pro-Palestina yang beredar di halaman Facebook.
Menurut Harian Palestina tersebut, Facebook sejauh ini mematuhi hampir semua tuntutan Menteri Kehakiman Israel Ayelet Shaked.
Ghazi Bani Odeh dari “Palestinian Center for the Development of Media Freedoms” [Pusat Pengembangan Media Kebebasan Media Palestina], mengatakan bahwa Israel mengandalkan serangkaian “MoU” [Memorandum of Understandings] – yang dicapainya dengan Facebook sekitar 2 tahun yang lalu – untuk menghapus konten-konten yang dianggap “menghasut kekerasan”.
Kebijakan semacam itu “sangat mempengaruhi kebebasan berekspresi”, ujar Bani Odeh saat berbicara dengan Anadolu Agency.
Ghazi Bani Odeh kemudian menyatakan bahwa “puluhan” akun Facebook pro-Palestina baru saja ditutup akibat dari tuntutan Israel terhadap Facebook.
Tahun lalu, Odeh menuturkan, bahwa Facebook telah menutup halaman resmi gerakan Fatah yang dipimpin Presiden Palestina Mahmoud Abbas setelah halaman milik Fatah memasang sebuah foto pemimpin karismarik Palestina Yasser Arafat saat sedang membawa senjata.
Menurut Bani Odeh, Facebook tidak pernah melakukan tindakan serupa terhadap “puluhan” halaman Facebook pro-Israel yang terkenal dengan upaya-upayanya menghasut kekerasan terhadap warga Palestina serta properti mereka.[IZ]