KLATEN (Panjimas.com) – Ditengah suara derap sepatu ribuan Laskar Elemen Umat Islam Soloraya yang bersemangat mengikuti aksi longmarch di Klaten pada Ahad pagi (14/1/2018), terlihat seorang kakek tua mengayuh sepeda membersamai aksi tersebut.
Rambut uban yang tumbuh memenuhi di seluruh kepalanya mulai kepala, jambang, jenggot, alis mata dan kumisnya yang putih berkilau bukti usianya sudah sangat tua dimakan zaman. Namun begitu semangatnya membersamai umat Islam Soloraya yang lelah berjalan kaki sejauh 9 Kilometer seperti merasa masih berusia bak anak muda.
Hambali, nama kakek tua berjubah dan berkupyah putih mengaku berusia 85 tahun. Guratan kulit dan wajahnya membenarkan usia yang sudah senja. Membawa dan mengayuh sepeda mini menyusuri jalan Kota Klaten bersama teriakan takbir laskar, dia tidak merasa lelah.
Disaat anak muda berhura-hura, memanjakan ego ditengah keramaian Car Free Day Kota Klaten yang tak terbesit memikirkan nasib umat Islam yang terdholimi, Hambali harus terus menyerahkan sisa umurnya ikut mengawal dan membersamai aksi umat Islam.
“Senang, Yo pokoke senang turut bersama umat Islam,” ucap nya bersemangat.
Hambali yang mengaku berasal dari Karanganom, Klaten itu tidak mau berdiam diri dengan kondisi negara saat ini. Dia talikan bendera Ormas GPK di keranjang sepeda mininya, untuk menunjukkan bahwa dirinya juga dari ormas Islam yang siap berjuang menjaga keutuhan NKRI.
“Ayo kung semangat kung?” ucap salah satu peserta yang melewati dirinya saat ditanya Panjimas. “Iya Allah Akbar, alhamdulillah. Assalamu’alaikum,” ujar Hambali mohon pamit.
Hambali salah satu contoh umat Islam yang peduli dengan perjuangan Islam sejak belum ada negara Indonesia hingga saat ini. Jasa umat Islam terhadap Indonesia tidak bisa tergantikan. Tetapi sekarang Islam sering dilecehkan, dipermainkan dan menjadi bahan tertawaan oleh musuh-musuh Islam. Dia sedih dan merasa harus memperjuangkan Islam, dengan persiapan mengawal aksi Longmarch Umat Islam Soloraya di Klaten dengan start Finish Masjid Agung Al Aqsa Klaten. [SY]