MANAMA, (Panjimas.com) – Kementerian Luar Negeri Bahrain Senin (01/01) menghimbau seluruh warganya untuk “benar-benar menahan diri dalam situasi apapun” dalam rangka perjalanan atau kunjungan ke Iran.
“Bahrain mendesak semua warga untuk benar-benar menahan diri, dalam keadaan apapun, dari bepergian ke Republik Islam Iran, karena kerusuhan yang meluas, kondisi keamanan yang tidak stabil dan kekerasan yang parah di kota-kota Iran,” ujar Kementerian Luar Negeri Bahrain dalam pernyataan tertulisnya.
Kemlu Bahrain selanjutnya mendesak “semua warga Bahrain yang berada di Iran untuk segera pergi dan untuk berhati-hati dan waspada,” di tengah berkembangnya situasi di Iran di mana ribuan warga menggelar demonstrasi menentang pemerintah selama beberapa hari.
Sedikitnya 10 orang tewas dalam aksi demonstrasi memprotes kenaikan harga komoditas di seluruh Iran, ujar seorang pejabat negara bagian Iran, Senin (01/01/2018).
Anggota Parlemen Iran, Hedayatollah Khademi menuturkan 2 warga kembali terbunuh di kota Izeh Barat Daya di Provinsi Khuzestan Ahad malam (31/12/2017), menurut Kantor Berita Iranian Labour News. Bertambahnya 2 nyawa melayang ini kemudian meningkatkan jumlah korban tewas menjadi 10 jiwa.
Selain itu, dilaporkan terjadi 377 penangkapan, 200 diantaranya dilakukan di ibukota Teheran selama aksi demonstrasi berlangsung.
Penangkapan lainnya dilaporkan terjadi di kota Arak, Isfahan dan Robat Karim dan Provinsi Azerbaijan Barat.
Ribuan warga Iran pada hari Kamis (28/12) turun ke jalan-jalan di kota-kota di Timur Laut Iran, seperti kota Masyhad dan Kashmar, dengan tujuan memprotes kenaikan harga komoditas dan ketidakpercayaan yang dirasakan terhadap pemerintahan.
Selain itu para demonstran mengkritik dengan tajuk “pemerintah salah urus [Negara]” hingga mengakibatkan berbagai harga komoditas meroket, demikian menurut laporan media setempat.
Iranian Students News Agency mengutip Gubernur Masyhad Mohammad Rahim Norouzian mengatakan bahwa pihak Kepolisian akhirnya membubarkan aksi demonstrasi tersebut sementara sejumlah pengunjuk rasa ditahan.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Kantor Gubernur Mashad, Norouzian memperingatkan bahwa setiap demonstrasi yang tidak sah akan dianggap ilegal.
Dalam sebuah pidato yang disampaikan Kamis (28/12) sebelumnya di kota Sabzevar (sekitar 220 kilometer sebelah Timur Masyhad), Ahmad Alamolhoda menyatakan: “Dalam hal pengelolaan ekonomi, kesejahteraan dan kondisi kehidupan secara keseluruhan, kami sangat merasa malu dengan mal-administrasi [kesalahan manajemen] pemerintah selama berpuluh-puluh tahun”.
Aksi Protes Kamis (28/12) berlanjut dengan aksi demonstrasi pro-pemerintah pada hari Sabtu (30/12).
Presiden Iran Hassan Rouhani Ahad (31/12) memperingatkan warga Iran untuk menentang aksi-aksi demonstrasi anti-pemerintah yang sedang berlangsung di seluruh negeri.
“Kita harus menghindarkan menempatkan negara dalam situasi yang bisa dimanfaatkan oleh musuh,” pungkas Rouhani, di sela-sela rapat kabinet.[IZ]