SOLO (Panjimas.com) – KH Ahmad Husnan Lc, pria kelahiran tahun 1940 di desa Wangen, Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah telah berpulang ke Rahmatullah. Pada Kamis pagi (4/1/2018) jenazahnya dimakamkan di Pemakaman muslim Isy Karima Karangpandan, Karanganyar.
Siapa sebenarnya dia? Pimpinan Yayasan Al Mukmin Ngruki, KH Wahyudin menjelaskan bahwa Ustadz Husnan seorang pejuang Islam seangkatan Syafruddin Prawiranegara, Mr. Burhanuddin Harahap, dan Muhammad Natsir.
“Beliau seorang pejuang yang sampai beliau harus hijrah ke Sumatra dalam peristiwa PRRI bersama Muhammad Nastir,” ucap Ustadz Wahyudin, Kamis (4/1/2018).
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) merupakan salah satu gerakan perjuangan daerah melawan kedholiman pemerintah pusat yang dideklarasikan pada tanggal 15 Februari 1958. Selang satu tahun, Ustadz Husnan menjadi pengurus Dewan Pemuda Indonesia yang berpusat di Bukittinggi. Lalu tahun 1970 menjadi Ketua Penerangan PPI Komisariat Madinah.
“Beliau juga pengasuh Ponpes Al Mukmin dan Ustadz di Ponpes Isy Karima, Karangpandan,” imbuhnya.
Sementara itu, Ustadz Muinudinillah Basri mengatakan bahwa Ustadz Husnan seorang yang gigih berjuang membela kebenaran. Kuliah di Madinah, yang saat itu rektornya adalah Syekh Abdullah bin Baaz, membentuk karakter berkecerdasan dalam berpikir dan ketegasan bersikap.
“Beliau orang Sholeh, gigih berjuang memberikan keteladanan,” katanya saat takziyah di rumahnya Ngruki RT 6/17, Grogol, Sukoharjo.
Tak hanya itu, Ustad Husnan juga seorang penulis yang tegas. Karyanya seperti Bahaya De Islamisasi, Kritik Hadits Cendekiawan Dijawab Santri, Keputusan Al-Qur‘an Digugat, Meluruskan Pemikiran Pakar Muslim, Ilmiah Intelektual dalam Sorotan, dan belasan buku lainnya.
Sejak umur 12 tahun ia telah keluar masuk penjara di Delanggu, Klaten, dan Solo karena dituduh terlibat dalam peristiwa 426. Peristiwa Batalyon 426 wilayah Jawa Tengah yang berkedudukan di Klaten. Dia ikut dituduh melakukan pemberontakan terhadap pemerintah. Namun demikian, Ustadz Husnan dimata Ketua DSKS (Dewan Syariah Kota Surakarta) itu sejak mudanya selalu menebarkan kebaikan.
“Sejak mudanya tidak berhenti memberikan kebaikan di masyarakat,” ucap Ustadz Muin.
Ustadz Husnan juga sempat memimpin DDII (Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia) Jawa Tengah, sekaligus menjadi Da’i Rabithah Alam Islamy. Sebelum di pembaringan, dia juga menjadi pengasuh Ponpes Al Mukmin Ngruki dan Ustadz di Ponpes Isy Karima, Karangpandan. [SY]