YOGYAKARTA, (Panjimas.com) – Kajian akhir tahun Ustadz Felix Siauw dan Ustadz Jamaludin di Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta dipenuhi jamaah baik lokal maupun luar kota Yogyakarta, Ahad (31/12/2017).
Ribuan jamaah memenuhi teras Masjid dan pelataran Masjid yang menjadi pusat Kota Yogyakarta itu. Dua buah layar besar proyektor di pelataran Masjid terpasang untuk menyiarkan suasana kajian Ustadz Felix. Beberapa jamaah juga tak kebagian tempat duduk yang terpaksa harus berdiri menyaksikan tausiah malam itu.
Ustadz Azman Takmir Masjid Gedhe Kauman dalam sambutanya menyampaikan kajian tersebut sebagai refleksi selama tahun 2017.
“Takbir kita tadi menunjukkan keimanan kepada Allah Subhanahu wata’ala karena yakin hidup dan mati kita kepada Allah. Kajian ini sebagai refleksi 2017, maka nanti kita simak seorang mualaf Ustad Felix Siauw. Malam tahun baru, jaman now kita bisa mengisi dengan kajian seperti ini,” ujarnya.
Acara semakin menarik dan cair manakala dua orang pembawa acara Lukman dan Fajrul memandu acara dengan candaan.
“Ya mohon nanti jamaah kalau belum selesai jangan langsung pulang dulu,” pesan Lukman, “Kenapa memang?,” Tanya Fajrul. “Macet, haha,” celoteh Lukman.
Ustadz Jamaludin mengingatkan bahwa dahulu Jendral Sudirman, Panglima tentara Indonesia selalu mengaji di Masjid Gedhe Kauman.
“Dulu Jendral Sudirman itu selalu mengaji malam Kamis di sini. Maka kalau kita satpam bahkan Kokam harus terus mengaji,” katanya.
Lebih lanjut, Ustadz Felix mengagumi kota Jogja sebagai jantung kota di Indonesia. Pesan dia, umat Islam Jogja harus punya tanggung jawab terhadap penegakan Islam.
“Sungguh saya menyayangi kalian semua karena Allah Subhanahu wata’ala. Kelak semoga kita dikumpulkan Allah di akhirat semua. Jogja menjadi tempat yang saya tetap kagumi, jantungnya kota itu di Jogja maka antum semua harus punya tanggung jawab,” ucapnya.
Dia melanjutkan bahwa di tahun depan internet menjadi modal alat dakwah yang terus berkembang. Menurutnya emosional lebih dominan memenangkan kekuatan media sosial.
“Data penetrasi pengguna internet meningkat jauh. 80 persen pengguna dari .
Data kedua perempuan lebih dominan maka wajar ada generasi emak-emak. Jaman sekarang jaman emosional bukan rasional. Maka yang ingin eksis kalau tidak punya media sosial anda tidak bisa,” katanya.
Sementara itu, Wayan Anggra salah satu panitia Kajian dari Mualaf Center Yogyakarta (MCY) mengungkapkan bahwa kajian tersebut diikuti dari berbagai kalangan. Pihak pengamanan juga menggandeng Kokam, dan laskar Ormas Islam Yogyakarta.
“Sekitar 5 ribu lebih ini mas,” ucap Wayan . [SY]