RAMALLAH, (Panjimas.com) – Pemuda Palestina berusia 16 tahun, Fawzi al-Juneidi, yang baru-baru ini ditangkap dengan brutal dan diseret puluhan tentara Israel, dalam foto yang kemudian menjadi viral di dunia media sosial, akhirnya kembali ke keluarganya Rabu malam (27/12), dilansir dari Anadolu.
Al-Juneidi ditangkap pada 7 Desember lalu, di kota Hebron Tepi Barat setelah sebelumnya diseret paksa di tanah dengan kondisi ditutup kedua matanya oleh puluhan tentara Israel bersenjata berat.
Foto penangkapan brutal Fawzi Al-Juneidi dengan cepat segera menjadi viral dan akhirnya dinobatkan sebagai simbol aksi protes dalam gelombang demonstrasi Palestina yang menentang Deklarasi Presiden AS Donald Trump atas Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Fawzi menuturkan bahwa dirinya diperlakukan dengan buruk dan diperlakukan dengan berbagai tindak kekerasan oleh puluhan tentara Israel.
“Saya sangat takut saat mereka memukul kepala saya,” ujarnya, saat menjelaskan ketika tubuhnya benar-benar terasa menyakitkan dan bernoda darah.
Ditutup kedua matanya oleh puluhan tentara Israel, anak laki-laki tersebut diseret dan dijebloskan ke sebuah penjara “dimana saya tidak tahu [letaknya],” tuturnya.
Saat diinterogasi, Fawzi Al-Juneidi babak belur dan juga disiksa dengan air dingin.
Pengacaranya Maamoun al-Hashim, mengatakan bahwa Fawzi diserang oleh lusinan tentara, yang terus memukul dan menghina dirina saat tergeletak di tanah, demikain menurut pernyataan oleh Masyarakat Tahanan Palestina,Palestinian Prisoners Society [PPS], Sabtu.
“Saya diikat oleh perban plastik dan diseret dengan mata tertutup,” ungkap pernyataan tersebut mengutip penuturan anak tersebut.
Al-Juneidi mengatakan bahwa dirinya dimasukkan ke dalam ruangan yang gelap, di mana dia kemudian dipukuli.
“Saya merasa saya akan jatuh pingsan akibat penyiksaan,” tutur pemuda Palestina tersebut.
Pengacaranya al-Hashim juga mengatakan bahwa Al-Juneidi diinterogasi dengan diborgol.
Dapat bertemu kembali dengan keluarganya setelah beberapa hari ditahan, Al-Juneidi kemudian mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukungnya serta pada pemerintah Palestina, termasuk negara Turki dan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Pengadilan Militer Israel Rabu (27/12) memutuskan untuk membebaskan Al-Juneidi dengan jaminan, menurut sumber peradilan.
Pengadilan Militer Israel menetapkan uang jaminan Al-Juneidi sebear 10.000 shekel Israel (kira-kira $ 2.860 dollar) setelah jaksa mengajukan banding atas upaya pembebasan pemuda Palestina tersebut, jelas pengacara Arwa Hilehel kepada Anadolu Agency.
Fawzi Al-Juneidi akan hadir kembali di hadapan pengadilan Militer Israel pada 14 Januari mendatang.[IZ]