JAKARTA, (Panjimas.com) – Rencana pengajian dan Tabligh Akbar yang akan dilaksanakan di Masjid Nurul Falah- PLN, Gambir Jakarta Pusat pada hari Kamis (28/12) yang sedianya akan menghadirkan ustad Abdul Somad sebagai pembicaranya pun terpaksa dibatalkan secara mendadak dan membuat kebingungan para Jamaah yang ada di lokasi dan netizen di media sosial mendengar informasi tersebut.
Pihak DKM Masjid seperti yang Panjimas lihat dan saksikan langsung sesaat setelah sholat Zuhur berjamaah dilaksanakan langsung naik ke mimbar dan mengumumkan kepada seluruh jamaah sholat Zuhur tersebut bahwa acara pengajian bersama ustd Abdul Somad itu dibatalkan dan direncanakan akan dipindahkan ke lokasi lain. Namun pada akhirnya acara itu dibatalkan dan ustad Abdul Somad tidak hadir di masjid tersebut.
Tidak banyak yang tahu kalau beberapa hari sebelum pelaksanaan acara Tabligh Akbar itu dilaksanakan ada informasi bahwa beberapa pihak keberatan dan tidak ingin ustad Abdul Somad melakukan kegiatan Safari Dakwahnya di Jakarta dan Tanggerang.
Infornasi resmi tersebut langsung disampaikan oleh ketua sebuah Ormas yang ada dan berafiliasi dengan partai PDIP, yakni ormas Gardu Banteng Marhaen yang dikoordinatori oleh Sulaksono Wibowo.
“Aparat kepolisian harus membatalkan safari dakwah Ustad Abdul Somad di Tangerang-Jakarta karena dimanfaatkan kelompok oposisi untuk mencitrakan negatif pemerintahan saat ini,” ujar Sulaksono Wibowo.
Selaku Koordinator Gardu Banteng Marhaen dalam pernyataan kepada media melalui pesan email pada, Rabu (27/12) kemarin.
Sulaksono Wibowo, menuduh kalau Ustad Abdul Somad itu dimanfaatkan oleh kelompok oposisi agar presiden Jokowi tidak lagi terpilih untuk dua periode.
“Beberapa ceramah Ustadz Abdul Somad tidak sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia, seperti tidak perlu peringatan Hari Ibu dan menyamakan wall facebook dengan tembok ratapan di Israel,” tandasnya.
Lebih lanjut kata Sulaksono, penolakan Ustad Abdul Somad itu bukan berarti mereka anti Islam.
“Kita butuh penceramah seperti Gus Mus, Habib Luthfi, Habib Quraish Syihab,” pungkas Sulaksono. [ES]