RAMALLAH, (Panjimas.com) – Pasukan Israel baru-baru ini menahan 30 warga Palestina dalam operasi serangan semalam yang dilakukan di Tepi Barat, Ahad malam (24/12), demikian menurut Militer Israel.
Dalam pernyataannya Senin (25/12), Militer Israel mengatakan bahwa puluhan warga Palestina tersebut ditahan untuk diinterogasi atas dugaan keterlibatan dalam apa yang digambarkannya sebagai kegiatan “teroris populer”, dikutip dari AA.
Menurut Militer Israel, 8 diantara puluhan warga Palestina yang ditahan berasal dari Desa Qasra di Tepi Barat bagian Utara.
Tentara Israel seringkali melakukan operasi penangkapan yang meluas di Tepi Barat dengan dalih mencari warga Palestina yang “DPO” [Daftar Pencarian Orang].
Di bawah kebijakan penahanan administratif, warga Palestina dapat ditahan tanpa proses pengadilan untuk periode mulai dari 6 bulan hingga 1 tahun.
Pasukan Israel seringkali menyerang dan menyerbu rumah-rumah Palestina di Tepi Barat dan menahan warga Palestina setempat, dengan mengklaim bahwa para warga Palestina itu “masuk dalam daftar pencarian orang [DPO]” Badan Keamanan Israel.
Menurut perhitungan resmi Palestina, lebih dari 6.500 warga Palestina, termasuk 300 anak-anak, saat ini mendekam di seluruh penjara di negara yang memproklamirkan diri sebagai negara Yahudi itu, demikian menurut data resmi Palestina.
Penangkapan tersebut terjadi di tengah ketegangan di wilayah Palestina setelah keputusan Presiden AS Donald Trump 2 pekan lalu yang secara resmi mendeklarasikan Yerusalem sebagai ibukota Israel dan memutuskan untuk memindahkan kedutaan A.S. dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Ketegangan meningkat di Tepi Barat dan Gaza menyusul keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada hari Rabu (06/12) untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Selama aksi demonstrasi Jumat (15/12), Israel terus menggunakan peluru karet dan tembakan gas air mata.
Sejak saat itu, 8 warga Palestina gugur menjadi martir selama gelombang aksi demonstrasi serta akibat serangan udara Israel menyasar posisi warga sipil di kota Gaza.
Sedikitnya 535 orang termasuk 47 anak-anak mengalami luka-luka dan 14 ambulans rusak akibat tembakan senjata Israel, ujar juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina Ashraf Al-Kudra, Ahad (17/12).
Selama rentetan demonstrasi itu, Tentara Israel dilaporkan menggunakan timah panas terhadap warga Palestina.
Yerusalem hingga kini tetap menjadi inti konflik Israel-Palestina selama beberapa dekade, sementara rakyat Palestina tetap memperjuangkan Yerusalem Timur yang diduduki Israel sebagai ibu kota negaranya.
Pada bulan April, Rusia mengumumkan pengakuannya atas Yerusalem Barat sebagai ibukota Israel, yang mengungkapkan harapan bahwa separuh bagian timur kota Yerusalem pada akhirnya dapat berfungsi sebagai ibukota Palestina
Khususnya, dalam pengumumannya pekan lalu, Trump menekankan bahwa pemerintahannya belum mengambil posisi mengenai “batas-batas spesifik kedaulatan Israel di Yerusalem”.[IZ]