MINDANAO, (Panjimas.com) – Lebih dari 200 nyawa melayang terdampak badai tropis Vinta yang menghempas bersama angin kencang serta hujan lebat yang meluas di Kepulauan Mindanao, Filipina Selatan.
Richard Gordon, Ketua Palang Merah Filipina, dalam cuitannya Sabtu malam (23/12), mengkonfirmasi 156 kematian, 291 orang dinyatakan hilang dan 86 korban luka-luka yang dipantau oleh organisasi kemanusiaan tersebut, dilansir dari Anadolu.
Sementara itu, dengan mengutip data dari Kepolisian Nasional Filipina, Provinsi Lanao del Norte, salah satu Provinsi yang terdampak paling parah dengan laporan sedikitnya 135 kematian. Sementara itu di wilayah Provinsi Zamboanga del Norte setidaknya tercatat 47 nyawa melayang dimana sebagian besar disebabkan karena korban tenggelam ataupun terkubur akibat tanah longsor.
Provinsi lain yang terkena dampak, seperti Lanao del Sur, Bukidnon, Iligan dan Davao, melaporkan 29 korban tewas menurut laporan berbagai media lokal.
Badai Vinta meninggalkan jejak kehancuran cukup meluas di berbagai wilayah negara ini, para pejabat Filipina memberikan laporan jumlah korban tewas yang terus berubah karena beberapa daerah belum dapat ditembus oleh tim penanggap bencana.
Tanah longsor dan banjir bandang menghantam sebuah desa terpencil di Lanao del Norte, hingga menyebabkan 103 rumah dan sekitar 2.000 orang terdampak .
Biro cuaca negara bagian, Administrasi Pelayanan Astronomi, Geofisika, dan Atmosfer Filipina, Philippine Atmospheric, Geophysical and Astronomical Services Administration (PAGASA) pekan lalu memperingatkan tentang dampak bahaya Vinta namun peringatan untuk evakuasi diabaikan oleh penduduk, ujar pejabat setempat yang prihatin dengan kondisi tersebut.
Dalam konferensi pers Sabtu (23/12), Kantor Juru Bicara Pertahanan Sipil Romina Marasigan mengatakan kepada para wartawan bahwa 12.760 keluarga telah dievakuasi ke 211 pusat evakuasi.
Vinta, yang memicu tanah longsor sinilai sebagai badai tropis yang menyebabkan situasi para pada Jumat fajar di Provinsi Davao Oriental, Badai ini juga membawa curah hujan lebat melintasi Kepulauan Mindanao. Hal itu mendorong bencana tanah longsor kedua di Provinsi Palawan Sabtu malam (23/12). Badai Vinta diperkirakan akan melewati Filipina Ahad (24/12), papar PAGASA.
Pekan lalu, Filipina tengah dilanda badai tropis “Urduja” yang menewaskan sedikitnya 40 jiwa dan meyebabkan kerugian sekitar PHP 1 Miliar Peso Filipina ($ 19,95 juta dollar AS) akibat rusaknya infrastruktur dan pertanian.
Filipina mengalami sekitar 20 topan dan badai setiap tahunnya, banyak di antaranya merupakan bencana mematikan.
Pada tahun 2013, Topan Haiyan – yang merupakan salah satu siklon tropis terkuat yang pernah tercatat – menyerang pulau-pulau di Filipina bagian Tengah, hingga menyebabkan lebih dari 8.000 orang meninggal, hilang dan terluka.[IZ]