JAKARTA (Panjimas.com) – Dalam refleksi akhir tahun, Pengurus Pusat Persaudaraan Muslimin Indonesia (PP PARMUSI) sebagai Organisasi sosial kemasyarakatan melakukan evaluasi situasi kondisi di Indonesia selama tahun 2017.
“Dengan mengembangkan paradigma baru “Connecting Muslim” (strategi Menata, Menyapa dan Membela Umat), Parmusi ingin mewujudkan masyarakat madani, sejahtera lahir dan batin dalam kehidupan bangsa Indonesia yang diridhoi Allah SWT,” kata Ketua Umum Parmusi, Usamah Hisyam di Resto Larazetta, Tebet, Jakarta Selatan, Jum’at (22/12/2017) sore.
Terkait internal Parmusi, pasca Muktamar III Maret 2015, dan ditindaklanjuti dalam keputusan Mukernas PARMUSI I, II, dan III, yaitu “Connecting Muslim” melalui Kegiatan Dakwah, Sosial, Ekonomi, dan Pendidikan, Parmusi mengakui masih ditemui sejumlah hambatan dalam pelaksanaannya di lapangan.
Pertama, masih adanya perbedaan persepsi dan kepentingan di antara pengurus dan kader PARMUSI terhadap perubahan paradigma baru dan orientasi gerakan yang semula lebih dekat pada gerakan dan orientasi politik menjadi orientasi dakwah dan kesejahteraan masyarakat.
Gerakan dakwah melalui upaya merekrut, membentuk dan melahirkan kader-kader dakwah di semua tingkatan baik guru ngaji, Da’i, dan ustadz, masih memerlukan waktu setidaknya pada satu tahun ke depan, agar prioritas program dakwah dapat terlaksana di semua tingkatan.
Kehidupan para guru ngaji, Da’i dan ustadz, khususnya pada aspek ekonomi sangat terbatas, kondisi ini memerlukan dukungan dana yang cukup besar untuk meningkatkan mobilitasnya.
Kedua, sejak menginternalisasikan paradigma barunya yaitu “Connecting Muslim” konsolidasi organisasi PARMUSI sebagai organisasi kemasyarakatan sampai akhir tahun 2017 telah mencapai 77% struktur kepengurusan di tingkat provinsi dan sekitar 40% di tingkat Kabupaten/Kota.
“Oleh karena itu, guna mempercepat kesempurnaan konsolidasi organisasi hingga mencapai 100% pada tingkat provinsi dan Kabupaten/Kota, maka PARMUSI akan melaksanakan safari ke berbagai daerah dalam rangka silaturahim, untuk menata, menyempurnakan, dan membentuk Pengurus Wilayah dan Daerah pada awal 2018 sehingga tuntas pada pertengahan 2018,” kata Usamah.
Ketiga, Parmusi menyadari tantangan dan kendala yang ada. Dalam kurun waktu dua atau tiga tahun kedepan PARMUSI menetapkan satu model kegiatan sebagai salah satu program unggulan, yaitu dengan membentuk Desa Madani binaan PARMUSI di seluruh kabupaten/kota.
Model pemberdayaan ini ditujukan pada tiga sasaran yang hendak dicapai dalam pembinaan dan pengembangan Desa Madani yaitu; membangun iman dan takwa serta akhlak mulia masyarakat.
Program Desa Madani
Pada kegiatan dan program model pemberdayaan Desa Madani ini PARMUSI memfasilitasi mengirim dan menempatkan Da’i permanen, pengembangan ilmu pengetahuan warga dengan memanfaatkan dan mengembangkan sarana pendidikan, membangun kemandirian ekonomi Da’i dan warga dengan melaksanakan program social spiritual entrepreneurship.
Sampai saat ini PARMUSI telah menetapkan 4 (empat) dusun sebagai pilot project Desa Madani yakni di Desa Sijang Kec Galing, Desa Kubangga Kec Teluk Keramat, Desa Sempriuk A dan Sempriuk B Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas (Kalimantan Barat) dengan mengembangkan peternakan kambing para Da’i.
Kemudian di pedalaman Suku Tajio Desa Alindao Kec. Sindue Tobata Kabupaten Donggala (Sulawesi Tengah) Parmusi membangun musholla dan sarana pendidikan dasar serta pengembangan peternakan sapi.
Di Desa Sukabetete Attambua Belu (NTT) akan mengembangkan perkebunan jagung dan persawahan, di Pulau Kera Kabupaten Kupang (NTT) dengan mengembangkan 10 kapal penangkapan ikan bergulir.
Selain itu PW PARMUSI Jawa Barat telah menyiapkan dua Desa Madani yang siap diresmikan yakni di Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Sukabumi. Seluruh Desa Madani tersebut ditempatkan satu/dua Da’i tetap PARMUSI sesuai kebutuhan.
Sebagai langkah kongkrit dalam gerakan Dakwah, saat ini PARMUSI telah memiliki sekitar 600 Da’i kader yang sudah mengikuti orientasi dan pendidikan.
Da’i PARMUSI dari target 35.000 Da’i yang hendak dicapai di seluruh Indonesia pada 2019. Dalam pendidikan Da’i, PARMUSI akan mengirim sejumlah kader untuk mengikuti pendidikan di Akademi Dakwah Indonesia Kupang (NTT), dengan fasilitas bea siswa kepada 20 kader Da’i pada Tahun Akademik 2018/2019. (des)